Kunjungan Wisatawan di Wonosobo Diperkirakan Turun Hingga 90 %
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Pandemi covid-19 yang berlangsung selama enam bulan terakhir berimbas ke beberapa sektor perekonomian. Salah satunya pada sektor pariwisata di Wonosobo. Dampak covid 19 menekan sektor unggulan Wonosobo itu hingga hampir mencapai titik terendah. Kepala Bidang Pengembangan dan Destinasi Pariwisata Disparbud, Edi Santoso mengatakan, tak kurang dari 98 destinasi pariwisata yang ada di Wonosobo terimbas selama upaya pencegahan penyebaran pandemi. Karena terpaksa ditutup, angka penurunan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 80% dibandingkan dengan capaian bulan yang sama di tahun sebelumnya. Dari angka itu, potensi penurunan wisatawan bisa mencapai 90% di akhir 2020, apabila merujuk pada proyeksi Kementerian Pariwisata RI. “Objek wisata di Kabupaten Wonosobo sebagian besar mengandalkan keindahan alam, dan menjadi daya tarik bagi wistawan baik domestik maupun mancanegara untuk datang berkunjung secara rombongan atau ramai-ramai,” ungkap Edi saat mengisi Talkshow Usaha Pariwisata di Tengah Pandemi, di LPPL Pesona FM, Kamis (17/9). Baca Juga Diamuk Api, Dua Rumah Jadi Abu, Tujuh Rusak Penurunan kunjungan wisata itu memaksa para pelaku usaha wisata untuk dapat menemukan solusi, salah satunya melalui upaya penerapan protokol kesehatan bagi penyelenggara maupun pengunjung objek wisata. Yakni sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2020 Tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), setiap pelaku usaha, termasuk di dalamnya pelaku usaha pariwisata diwajibkan untuk menaati protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona. “Upayanya dengan fasilitasi tempat usaha dengan sejumlah instrumen pendukung gerakan 3M, seperti tempat cuci tangan untuk sterilisasi, pengaturan jarak aman bagi pengunjung hingga adanya petugas yang secara rutin mengingatkan pengunjung untuk mengenakan masker, termasuk yang telah diatur dalam Protokol Kesehatan,” lanjutnya. Faktor penting dalam upaya menghidupkan kembali Pariwisata Kabupaten Wonosobo di tengah pandemic ialah kedisiplinan para pengunjung objek wisata sendiri. Dijelaskan Edi, dengan pola Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk bisa meminimalisir resiko dengan menghindari berswa foto maupun foto bersama pengunjung karena menjadi salah satu faktor penularan. “Bagi yang senang berswa foto, saya kira masih bisa dilakukan bahkan apabila hendak melepas masker pelindung, namun wajib memperhatikan apakah kondisi memungkinkan atau tidak, artinya selfie tidak dilakukan misalnya di tengah keramaian rombongan, sehingga lebih aman,” lanjutnya. Pihaknya juga mengimbau kepada pengunjung untuk tidak menyerahkan kamera maupun smartphone kepada pengunjung lain yang tidak dikenal mengingat berpotensi menjadi media penularan COVID 19. Kiat penting lain ialah berwisata berama keluarga dekat yang telah dipastikan keamanan dan kesehatannya akan lebih baik daripada bersama rombongan yang belum diketahui kondisi kesehatannya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: