Kuota Kartu Prakerja Ditambah
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk menambah kuota atau kapasitas peserta serta anggaran Program Kartu Prakerja pada gelombang kedua. Keputusan diambil karena tingginya minat masyarakat yang mendaftar program tersebut. Menteri Koodinator Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan total 5,7 juta orang mendaftar untuk program Kartu Prakerja pada gelombang pertama yang ditutup pada Kamis (16/4). Sebanyak 3,1 juta peserta dalam status sudah terverifikasi. Melihat kondisi tersebut, Airlangga mengatakan pemerintah akan meningkatkan kapasitas peserta setelah batch pertama berjalan baik. \"Kapasitas peserta dinaikkan dari 164.000 menjadi 200.000 orang. Antusiasme masyarakat dari 34 provinsi ternyata sangat tinggi. Ini adalah program pemerintah pertama yang menggunakan sistem digital sehingga open access dan equal opportunity, siapapun bisa mendaftar,” ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/4). Sementara anggaran program ini dinaikkan menjadi Rp20 triliun dan akan terdapat alokasi khusus bagi UMKM. Seleksi awal dilakukan untuk mengetahui motivasi peserta dalam mengikuti program ini. Pemerintah akan melakukan verifikasi dengan sumber data dari sejumlah kementerian dan lembaga. “Semua ini menjadi database dan dicek silang dengan data yang masuk. Jadi seluruh program berbasis pendaftaran aktif,” jelasnya. Dijelaskan Airlangga Program Kartu Prakerja menggunakan sistem digital dengan konsep e-learning. Program ini merupakan pelatihan untuk meningkatkan skill dan akan memberikan penempatan kerja setelah pelatihan. “Namun, konsepnya diubah, selain untuk pelatihan juga sebagai jaring pengaman sosial. Tetapi konsep untuk menambah skill, dilanjutkan,\" jelasnya. Ditambahkan Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky, selain kuota dan anggaran, jenis pelatihan pekerja pun akan bertambah ragamnya serta semakin banyak platform digital yang bekerja sama. \"Ke depannya akan lebih banyak platform digital sehingga lebih banyak memberikan pilihan. Pemerintah tidak memberikan arahan atau mendorong ke salah satu platform digital, itu semua diserahkan ke peserta,\" katanya. Dijelaskannya, sejauh ini ada delapan platform digital yang bekerja sama dengan Kartu Prakerja, yaitu Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir dan Kemnaker.go.id. \"Mereka sudah menyatakan kesanggupan untuk bekerja sama mengakomodasi pelatihan bagi peserta yang lulus seleksi,\" katanya. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bagi platform digital lain untuk ikut berkontribusi dalam program yang menyasar secara khusus pekerja yang dirumahkan dan terkena PHK. Sudah ada 198 lembaga dari delapan mitra platform digital yang akan menyediakan pelatihan secara daring. Untuk jumlah pelatihan kerja sejauh ini mencapai 2.055 opsi pelatihan. \"Kita akan melihat dulu bagaimana pelaksanaannya. Kami akan mengevaluasi dan tentunya kami berencana untuk mengundang lebih banyak lagi platform digital,\" ujar dia. Direktur Utama Pintaria, Novistiar Rustandi, mengatakan pelatihan program Kartu Prakerja harus relevan dengan kebutuhan industri maupun penerima program. \"Pelatihan yang ada hendaknya relevan dengan kebutuhan industri dan penerima program, sehingga begitu lulus pelatihan mereka dapat terserap industri,\" ujarnya. Senada Novistiar, pemerhati ketenagakerjaan Kun Wardana Abyoto juga mengatakan pelatihan peserta Kartu Prakerja harus sesuai kebutuhan industri. \"Pelatihannya harus disesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada. Untuk itu perlu diketahui kompetensi seperti apa yang dibutuhkan oleh industri,\" ujarnya. Pemerintah juga bisa bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) maupun Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk mengetahui apa saja kebutuhan industri. Dengan demikian, pelatihan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan industri. Sehingga begitu lulus pelatihan, bisa langsung diserap oleh industri. \"Jangan sampai melatih tenaga kerja, yang kemudian tidak bisa diserap oleh industri, atau jangan sampai di bidang keahlian tertentu kekurangan tenaga kerja dan kemudian diisi oleh tenaga kerja asing,\" jelas dia. Pelatihan prakerja yang efektif, yaitu semua siswa pelatihan dapat langsung disalurkan ke dunia industri. Hal itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dia melihat saat ini pelatihan prakerja yang ada belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan industri ataupun kebutuhan yang ada. \"Harus disesuaikan dengan rencana induk pemerintah ke depan,\" katanya.(gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: