Tenggelam di Sungai Bogowonto Wonosobo, Seorang Bocah Meninggal Dunia

Tenggelam di Sungai Bogowonto Wonosobo, Seorang Bocah Meninggal Dunia

Dua bocah tenggelam di Sungai Bogowonto Wonosobo, satu meninggal satu selamat, Minggu 12 Mei 2024-MOHAMMAD MUKAROM-MAGELANG EKSPRES

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES -- Dua bocah di Sungai Bogowonto, Wonosobo tenggelam, Minggu 12 Mei 2024. Satu anak tidak terselamatkan, sedangkan satu anak lainnya beruntung dapat dievakuasi dengan kondisi hidup.

Peristiwa naas itu terjadi di Sungai Bogowonto, Desa Pecekelan, Kecamatan Sapuran. Diduga mereka terbawa arus ketika asyik bermain di sungai.

Petugas PRC (Penanganan Reaksi Cepat) BPBD Wonosobo, Sabarno mengungkapkan, awal kejadiannya bermula saat korban sedang asik berenang di sungai bersama beberapa teman sebayanya, sekira pukul pada pukul 11.00 WIB.

"Info yang saya dapat mereka habis main futsal sama beberapa temannya. Terus pergi ke Sungai Bogowonto, berenang di sana," katanya melalui sambungan telepon.

BACA JUGA:Kondisi Terkini 10 Pendaki Gunung Prau Jadi Korban Ledakan Tabung Gas

Selang beberapa waktu, tiba-tiba dua anak di antaranya tenggelam di sungai dengan kedalaman mencapai 3 meter itu. Satu anak berhasil diselamatkan, sementara korban lainnya dikabarkan masih terbawa derasnya air kala itu.

"Sungainya lumayan deras karena kan tersambung dengan irigasi pertanian, jadi di bagian dak itu debitnya tinggi. Korban tenggelam sekitar 3 meteran," ungkapnya usai dikonfirmasi.

Lebih lanjut, petugas pun mengikuti muara air untuk melacak keberadaan korban. Setelah beberapa menit, korban berhasil ditemukan, kurang lebih sejauh 30 meter dari titik awal kejadiannya.

BACA JUGA:2 Korban Ledakan Gas di Gunung Prau Alami Luka Bakar 30 Persen

Badannya tampak lemas dan sudah tak sadarkan diri. Warga serta petugas berinisiatif memberikan pertolongan pertama dengan cara resusitasi, untuk mengeluarkan air dalam tubuh dan memancing reaksi organ jantung dan paru-paru korban.

"Dari titik awal kejadian sampai lokasi ditemukan, korban hanyut sejauh 30 meter dengan debit air cukup tinggi. Korban sudah coba diberi pertolongan pertama," ujarnya.

Namun upayanya gagal. Sabarno beserta tim memutuskan untuk membawanya ke Puskesmas Sapuran untuk penanganan medis. Sayangnya, bocah malang itu pun dinyatakan meninggal.

BACA JUGA:10 Kota Tertua di Asia Tenggara Terbaru 2024! Salah Satunya Ada Magelang

Sabarno menerima informasi dari dokter, bahwa jantung dan paru-paru korban banyak dipenuhi air, yang menyebabkan bocah berusia 10 tahun tersebut sulit bernafas dan meninggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres