Padukan Metode Modern dan Salafiyah

Padukan Metode Modern dan Salafiyah

WONOSOBO – Sistem pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren An Nida’ Selomerto ternyata memiliki beberapa perbedaan dengan sistem belajar di pondok pesantren lainnya di Wonosobo. Ponpes yang terletak di Desa Krasak dan berjarak 10 km dari pusat kota itu, memadukan kurikulum pesantren salafiyah murni yang didukung kitab-kitab klasik dengan perpaduan kurikulum pesantren modern. Bahkan metode itu dijelaskan pengurus bagian Bahasa Shidqil Mubarok, yaitu dengan menekankan disiplin Bahasa Arab dan Inggris. “Salah satu yang paling menonjol adalah penerapan berbahasa arab kepada setiap santri dalam kehidupan sehari-hari. Maka untuk meningkatkan materi bahasa, santri diberikan 3 kosakata bahasa Arab setiap pagi setelah salat shubuh berjamaah dan diklasifikasikan sesuai kelas. Setelah itu mereka ditugaskan untuk membuat 3 contoh kalimat dari masing-masing kosakata yang telah diberikan,” terang Shidqil kemarin (21/8). Sehingga dengan metode itu, selama satu minggu para santri mendapat setidaknya 12 kosakata dan 36 contoh kalimat dengan bahasa Arab. Tidak hanya kosakata, para santri juga diberikan materi percakapan bahasa Arab setiap hari Jumat dan Minggu untuk membiasakan santri dalam berkomunikasi. “Walaupun terbilang sedikit namun jika dijalankan secara istiqomah, insyaallah hasilnya akan luar biasa. Tim pengajar juga dibantu pengurus kamar untuk memberikan kosakata setiap pagi dan memantau kondisi bahasa anggota,” imbuhnya. Selain pengajaran bahasa Arab, pengurus bahasa juga membuat semacam forum pengadilan bahasa yang dilaksanakan setelah salat isya. Diadakannya forum yakni untuk membimbing santri agar barhati-hati dalam berbahasa. Hukuman yang diberikan berupa peringatan, hafalan, dan membuat 5 kalimat dengan bahasa Arab. “Selain hukuman diharapkan santri juga mendapat pelajaran baru setelah diadakannya pengadilan. Apabila bahasa ada dilisan kita, maka dunia ada digenggaman. Maka kalau kita ingin bisa menaklukan dunia kita harus bisa menguasai Bahasa asing,” ungkap salah satu pengajar Aviano Fadly. Meski dinilai cukup efektif, metode itu memang  masih butuh beberapa perbaikan dan penyempurnaan. Menurutnya, pada kesadaran para santri dengan adanya pelanggaran setiap hari karena kurangnya kesadaran akan pentingnya berbahasa. Namun hal itu dinilai para pengajar maupun santri adalah bagian dari proses belajar yang lazim dan mengarah pada perbaikan kemampuan berbahasa. (win)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: