Pemkab Wonosobo bagi Tips Agar Terhindar dari Investasi Bodong dan Pinjol Ilegal

Pemkab Wonosobo bagi Tips Agar Terhindar dari Investasi Bodong dan Pinjol Ilegal

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM - Pemerintah Kabupaten Wonosobo mendorong warga untuk pelajari pasar modal, agar cerdas pahami finansial dan terhindar dari investasi bodong dan pinjol ilegal. Sebab semua keputusan harus disertai dengan ilmu termasuk masalah investasi. “Setiap keputusan yang kita ambil, harus disertai dengan ilmu yang cukup agar tidak sampai salah langkah. Termasuk, salah satunya ketika kita berkeinginan mengelola keuangan maupun investasi secara baik dan benar, maka sekolah pasar modal ini tempat yang tepat sehingga saya tidak ragu untuk mendaftar pertama,” ungkap Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, kemarin saat membuka sekolah pasar modal di pendopo kabupaten. Kelas pasar modal pertama offline yang digelar di Pendopo Kabupaten, menghadirkan narasumber dari UI, dihadiri oleh   40 peserta dari berbagai kalangan termasuk mahasiswa. Menurutnya, bahwa kondisi pandemi covid-19 tak semestinya melemahkan optimisme warga masyarakat, mengingat di setiap keadaan musibah, selalu akan muncul hikmah yang bisa dipetik. “Dengan adanya pandemi ini kita semua menjadi lebih melek teknologi, contohnya kalau selama ini handphone biasanya hanya untuk telepon atau medsos. Sekarang kita bisa memanfaatkan untuk sarana pertemuan virtual. Bahkan di dalamnya kini banyak dikembangkan aplikasi-aplikasi baru yang sangat mendukung kebutuhan hidup, termasuk pengelolaan keuangan,” bebernya. Karena itulah, Afif meminta agar fasilitasi SPM yang disediakan Pemkab Wonosobo dengan Universitas Indonesia dan juga didampingi PT Reliance Sekuritas dapat dimanfaatkan masyarakat, agar terhindar dari modus-modus investasi bodong maupun iming-iming pinjaman online ilegal yang saat ini tengah marak. Senada, Dede Suryanto dari program pendidikan vokasi keuangan UI menyebut sejumlah hal penting dalam mengelola investasi masih banyak yang belum diketahui publik. “Bahkan sebagian besar masyarakat belum mampu menentukan tujuan berinvestasi selain sekedar ingin cepat meraih keuntungan finansial dalam tempo cepat,” tuturnya. Hal itulah yang menurut pria kelahiran Majalengka tersebut, kemudian membuat masyarakat salah dalam mengambil instrumen investasi dan jatuh dalam kerugian finansial. Melalui sekolah pasar modal, Dede menyebut setiap peserta tidak hanya dikenalkan dengan instrumen aman investasi, melainkan juga akan diberikan pemahaman lain tentang bagaimana seluk beluk pengelolaan keuangan, sehingga terwujud kecerdasan finansial yang berujung pada kesejahteraan hidup. “Seri kegiatan dalam sekolah pasar modal ini, kedepan juga aka nada penguatan sektor UMKM, sehingga terwujud UMKM yang tangguh, sampai juga pada klinik saham Online yang menyediakan kesempatan bagi siapa saja peserta SPM yang ingin berkonsultasi perihal dunia investasi, trading, saham dan lainnya,” urai Dede. Respon dari para pelaku usaha yang tergabung dalam HIPMI Wonosobo untuk mengikuti SPM, diakui Dede luar biasa, karena nantinya keikutsertaan mereka bakal sangat bermanfaat dalam upaya penguatan usaha dan upaya menciptakan kondisi keuangan usaha yang lebih sehat.( gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: