Sinkronisasi Kurikulum Bersama DUDI

Sinkronisasi Kurikulum Bersama DUDI

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - SMK Negeri 3 Magelang Program Keahlian Tata Busana melaksanakan Sinkronisasi  Kurikulum  2013 (revisi) “Kurtilas”, dan Kurikulum Kelas Vokasi bersama Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) Kegiatan diikuti oleh semua guru pengampu Program Keahlian Tata Busana sejumlah 15 orang, Selasa-Rabu (4-5/2), di SMK Negeri 3 Magelang, bersama Alvin Aribowo, Owner Omah Tjilik House Of Kebaya Wonosobo. SMK sebagai sekolah Pendidikan Menengah Kejuruan dituntut menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia industri. Maka SMK sebagai instansi pendidikan berperan menyiapkan peserta didik agar siap kerja, baik membuka lapangan kerja sendiri maupun mengisi lowongan pekerjaan di industri yang relevan dengan Program Keahlian Tata Busana. Baca Juga SMK Negeri 3 Magelang jadi Tuan Rumah Workshop KTSP FKKS Swasta Pada level sekolah yang bermitra dengan Industri secara spesifik dan relevan. Sinkronisasi Kurikulum untuk review khusus kompetensi pada kelompok C2 dan C3, pada kurikulum 2013 dan kurikulum Kelas Vokasi, agar guru tidak mengalami kesulitan dalam implementasinya. Pada sinkronisasi ini diharapkan sampai menghasilkan SKL, Silabus, RPP dll, sehingga betul-betul pembelajaran yang sudah diselaraskan dengan kebutuhan industri. Kurikulum di kelas Vokasi adalah kurikulum terbaru untuk kelas X Program Keahlian Tata Busana, dan harapan dari program Kelas Vokasi ini adalah mendapatkan output yang dapat membaca desain, memahami konsep desain, mendesain busana,  bahkan sampai menjadi asisten desainer, serta lulusan Vokasi ini bisa menciptakan industri sendiri. “Sinkronisasi kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk menyelaraskan kurikulum di sekolah dengan industri, dan sebagai pendukung dalam penyusunan e-KTSP, serta bimbingan dan arahan dari dunia industri baik dalam bidang pengetahuan dan keterampilan supaya output sesuai dengan harapan industri,” kata Mila Yustiana SPd MMPar, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Magelang, saat memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Sinkronisasi kurikulum ini memang sangat penting dilakukan untuk mempersiapkan siswa siap kerja sesuai dengan yang dikehendaki dunia industri. Hanya saja yang masih banyak kurikulum “wajib” yang tidak diperlukan di dunia Industri namun tidak bisa dihilangkan. Sedangkan kurikulum tersebut harusnya menitik beratkan pada skill,” pesan Alvin Aribowo. (rls/ning/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: