Strategi Ciamik Disnaker Kota Magelang Turunkan Angka Pengangguran
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG UTARA - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Magelang menyusun strategi untuk mengatasi persoalan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di wilayah setempat. Sistem yang dibuat dengan kajian mendalam ini untuk menentukan jumlah persis TPT di Kota Sejuta Bunga. Kepala Disnaker Kota Magelang, Gunadi Wirawan mengatakan kajian ini untuk memetakan semua warga di wilayah setempat. Terdapat enam kriteria kompleksitas masyarakat. ”Bagan kita buat menyerupai ketupat. Di posisi paling atas, dengan jumlah kecil adalah para pejabat, pengusaha sukses, dan pelaku industri besar. Kemudian di bawahnya, jumlahnya agak banyak, yaitu para pekerja, seperti karyawan swasta, ASN, dan profesi lainnya,” kata Gunadi, di kantornya, Selasa (21/1). Di posisi ketiga di bawah karyawan, sebut Gunadi, yaitu pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) dan wiraswasta. Jumlah ini adalah yang terbanyak di antara penduduk Kota Magelang. Lalu di posisi keempat, jumlahnya nyaris sama dengan karyawan swasta atau ASN adalah pengangguran dan pencari kerja (pencaker). Pada poin ini pihaknya membagi dua kriteria yakni pencaker yang belum mendapatkan pekerjaan, akan tetapi berusaha untuk mencari pekerjaan. Sedangkan pengangguran adalah yang memang murni belum berkeinginan untuk bekerja. Baca Juga Ganjar Sebut Bekas Keraton Agung Sejagad Layak Jadi Objek Wisata ”Kemudian yang terakhir, dan jumlahnya pun paling sedikit adalah pengangguran yang jatuh miskin. Kebijakan dan dukungan dana pemerintah inilah kita fokusnya untuk mengatasi persoalan pengangguran, pencaker, dan pengangguran miskin,” ujar Gunadi. Menurut dia, fungsi dari pembagian dua kriteria antara pengangguran dan pencaker ini semata demi tepat sasarannya arah kebijakan yang dibuat. Para pengangguran ini senantiasa diberikan motivasi agar mau bekerja. ”Kemudian untuk para pencaker kita kumpulkan dalam satu wadah khsusus, yaitu grup Whatsapp yang isinya kita berikan info-info lowongan pekerjaan. Selain informasi, kita juga tawarkan ke mereka untuk mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) supaya mendapatkan keterampilan,” tandasnya. Gunadi menyebutkan, saat ini TPT di Kota Magelang turun signifikan. Kini tersisa 4,43 persen saja atau sekitar 3.500-4.000 orang dari 66.000 angkatan kerja. ”TPT tahun 2018 sebanyak 4,48 persen dan per November 2019 sebesar 4,43 persen sesuai data yang di rilis Badan Pusat Statistik (BPS),” sebutnya. Dari kegiatan pelatihan di BLK, Gunadi juga memantau hasilnya. Diketahui 30 persen alumni BLK dapat bekerja, 30 persen mandiri atau memiliki usaha sendiri, dan sisanya masih menganggur. ”Yang 40 persen sisanya itu kita ikuti terus perkembangannya sampai 1,5 atau 2 tahun ke depan,” ujarnya. Jika masih tidak terserap di dunia kerja, maka pihaknya akan kembali meningkatkan kompetensi dan keterampilan untuk mengikuti pelatihan di BLK. Pelatihan yang bisa diikuti seperti menjahit, boga, tata rias, bengkel, komputer dan sebagainya. (wid/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: