SMPN 5 Kota Magelang Bentuk Satgas Adiwiyata, Ada Empat Divisi Lho

SMPN 5 Kota Magelang Bentuk Satgas Adiwiyata, Ada Empat Divisi Lho

MENYEMATKAN PIN. Kepala SMP N 5 Kota Magelang menyematkan pin kepada anggota Satgas Adiwiyata. (foto: ist)-SMPN 5 Kota Magelang-Magelangekspres.com

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Upaya pelestarian lingkungan hidup di SMPN 5 Kota Magelang, Jawa Tengah semakin dimantapkan. Salah satu indikatornya terbentuk Satgas Adiwiyata. Usai upacara bendera, Senin (29/8/2022), sebanyak 92 siswa dikukuhkan menjadi satgas di lapangan setempat.

"Dengan adanya Satgas Adiwiyaya memberi semangat dan motivasi siswa untuk peduli kebersihan dan peduli lingkungan sekolah, mewujudkan sekolah yang hijau, warganya beretika dan berilmu dalam mengelola sampah," kata kepala sekolah, Eti Harwati, S.Pd., usai pengukuhan.

Pengukuhan dilakukan kepala sekolah dengan ditandai penyematan pin secara simbolis. Satgas Adiwiyata di SMPN 5 memiliki yel-yel “Tanggap Cinta Bumi”. Kegiatan ekstrakurikulernya seminggu sekali, setiap Kamis.

Ketua Adiyiwata SMPN 5 Kota Magelang, Emha Hendra Ngainun Najib menjelaskan, Satgas Adiwiyata merupakan satuan tugas yang dibentuk sekolah untuk membantu program-program sekolah yang berkaitan dengan lingkungan.

"Perkelas ada 4 siswa yang menjadi satgas. Di sekolah kami ada 23 kelas. Jadi total ada 92 anggota satgas. Adiwiyata di SMPN 5 ini sudah masuk Adiwiyata tingkat Provinsi Jateng,” jelas Emha yang juga Guru PAI (Pendidikan Agama Islam).

Dijelaskan Satgas Adiwiyata terbagi menjadi empat divisi. Pertama Divisi Hayati. Tugasnya seperti merawat tumbuh-tumbuhan, merawat ikan dan lain sebagainya.

"Ada juga program satu anak satu pohon. Jadi nantinya per kelas ada satu kapling untuk tanaman. Lahan sekolah ini kan luas, jadi nantinya bisa digunakan untuk menanam. Misalnya tanaman sawi atau sayuran lain. Ini untuk edukasi cinta lingkungan," tandasnya.

Pria berpeci hitam ini menjelaskan pohon tersebut bisa berasal dari siswa. Entah itu hasil iuran atau siswa membawa sendiri tanamannya. Lalu Satgas Adiyiwata di tiap kelas yang akan mengelolanya.

"Jadi tugas satgas yang di kelas lebih mengkoordinir," tegas lulusan UIN Sunan Kalijaga ini.

Dikatakan, yang kedua adalah Divisi Ecopreneur. Arahnya cenderung menjadi reseller barang atau produk yang ramah lingkungan. Barang atau produk tersebut kemudian akan dijadikan katalog online.

"Misal ada produk ramah lingkungan. Entah itu produk sendiri atau produk teman, bisa difoto dan dikasih narasi. Lalu diupload di medsos. Ini untuk mengajarkan soal enterpreneur dan juga cinta lingkungan. Hasil penjualannya juga dinikmati siswa sendiri," jelasnya.

Dikatakan Emha yang pernah menjadi guru di SMPN 1 Kota Magelang ini, untuk ketiga Divisi Bank Sampah dan Kompos. Salah satu implementasinya, tiap kelas menjadi nasabah. Sampah yang telah terkumpul, seperti botol plastik, kertas, dan lain sebagainya, selanjutnya disetor ke bank sampah sekolah.

“Ini seperti bank sampah pada umumnya. Hasil dari penjualannya kembali ke kelas. Sampah yang telah terkumpul di bank sampah diambil dan dibeli oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” tandasnya.

Waktu setor ke bank sampah dua minggu satu kali. Waktunya saat sekolah menjalankan Program Jumat Bersih. Di SMPN 5 ada dua Program Jumat. Yakni, Jumat Sehat dan Jumat Bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com