57 Persen Sampah di Kabupaten Wonosobo Belum Terkelola
WORLD. Aksi World Cleanup Day Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2022 dipusatkan di Kali Bayi-Kelurahan Kejajar.(foto : Agus Supriyadi/Wonosobo ekspres)--Magelangekspres.com
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Pengelolaan sampah di Wonosobo tahun 2020 baru mencapai 42,22%. Artinya 57,78% sampah belum terkelola dengan baik dan benar. Untuk itu, melalui World Cleanup Day 2022, Pemkab Wonosobo mengajak seluruh partisipan, termasuk, masyarakat, komunitas, dan berbagai stakeholder lainnya untuk berkomitmen melaksanakan pengelolaan sampah secara komprehensif.
“Gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah terkait pengelolaan sampah, tentu akan berjalan secara efektif jika diikuti dengan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, mari saling bahu-membahu dan bergotong-royong mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sebab hanya dengan sinergitas dan kolaborasi antar sektor cita-cita ini akan terwujud,” ungkap Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, saat hadiri WCD di Kali Bayi Kejajar.
Tanggal 17 September 2022 diperingati sebagai World Cleanup Day atau aksi gotong royong bersih-bersih lingkungan terbesar dunia yang akan diadakan serentak di 191 Negara. World Cleanup Day di Indonesia sendiri telah dilaksanakan dari Tahun 2018-2021, melalui Kampanye Gerakan Indonesia Bersih serta melalui Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah yang diikuti seluruh provinsi serta kabupaten bahkan desa/kelurahan di Indonesia. Aksi World Cleanup Day Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2022 dipusatkan di Kali Bayi-Kelurahan Kejajar-.
“Kedepan saya tidak mau melihat lagi di Kali Bayi ini ada sampah kasur, bantal maupun sampah-sampah yang bertumpuk. Apalagi jika mengingat Kabupaten Wonosobo, khususnya Kecamatan Kejajar merupakan penyangga utama keberlangsungan lingkungan hidup bagi kabupaten yang ada di sekitar dan posisi topografinya berada di bawah Kabupaten Wonosobo, seperti Banjarnegara, Cilacap, Banyumas dan Cilacap,” katanya.
Menurutnya, World Cleanup Day 2022 Tingkat Kabupaten Wonosobo yang dapat dijadikan sebagai ruang edukasi dan menanamkan pemahaman pada masyarakat, sehingga gerakan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dapat menjadi budaya ditengah masyarakat.
“Saya harap aktivis lingkungan, partisipan maupun masyarakat pada gerakan ini tidak hanya melangsungkan aksi pada setiap momentum World Cleanup Day, namun juga mampu membawa kegiatan menjaga kebersihan ini sebagai prinsip hidup, yang dapat ditularkan kepada masyarakat luas dan secara konsisten dilakukan pada kehidupan sehari-hari,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo, Endang Lisdiyaningsih, menyampaikan, World Cleanup Day merupakan aksi bersih-bersih yang dilaksanakan serentak di 191 negara di dunia dengan tujuan menyatukan umat manusia dari berbagai budaya, agama, suku dan ras untuk membersihkan dunia dari permasalahan sampah.
“World Cleanup Day merupakan aksi bersih-bersih yang dilaksanakan serentak di 191 negara di dunia dengan tujuan menyatukan umat manusia dari berbagai budaya, agama, suku dan ras untuk menyelesaikan permasalahan sampah,” katanya.
Aksi ini merupakan perwujudan peningkatan kepedulian terhadap permasalahan sampah serta menjadi sarana memupuk nilai cinta kasih terhadap masa depan Bumi.
Upaya-upaya riil tentunya harus segera dilakukan, apalagi jika melihat permasalahan sampah di Kabupaten Wonosobo, dimana berdasarkan data hampir rata-rata tiap hari sampah yang masuk ke TPA Wonorejo mencapai 110 Ton, belum lagi sedimen yang masuk ke Waduk Mrican mencapai 6 Juta Meter Kubik lebih yang menyebabkan Volume Waduk Mrica berkurang, sehingga mengancam kelestarian lingkungan hidup dan ekosistem di sepanjang aliran Waduk Mrican, dimana penyumbang terbesar sedimen di waduk Mrican adalah sampah.
“ Untuk itu diperlukan langkah-langkah memandirikan desa salam pengelolaan sampah, dimulai dengan pengelolaan sampah dari rumah tangga, memilah sampah organic dan non-organik,” katanya (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com