Anggota MPR RI KH Muslich ZA: Bangsa Indonesia Harus Bangga Memiliki Pancasila

Anggota MPR RI KH Muslich ZA: Bangsa Indonesia Harus Bangga Memiliki Pancasila

SOSIALISASI. Anggota MPR RI KH Muslich Zainal Abidin saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Magelang, Jawa Tengah, Senin (19/9/2022). (foto: ist)--

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Anggota MPR RI KH Muslich Zainal Abidin (ZA) selalu menekankan agar Bangsa Indonesia merasa bangga memiliki Pancasila. Karena, ideologi tersebut bisa mengikat bangsa yang demikian besar dan majemuk. 

“Pancasila adalah konsensus nasional yang dapat diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di Indonesia,” tandasnya saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Magelang, Jawa Tengah, Senin (19/9/2022).

Dijelaskan politisi PPP ini, Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan bangsa sekaligus bintang penuntun (leitstar) yang dinamis, yang mengarahkan bangsa dalam mencapai tujuannya. Dalam posisinya seperti itu, Pancasila merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa.

“Kehidupan bangsa Indonesia akan semakin kukuh, apabila segenap komponen bangsa, disamping memahami dan melaksanakan Pancasila, juga secara konsekuen menjaga sendi - sendi utama lainnya. Yakni, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai Empat Pilar MPR RI,” paparnya.

Dengan demikian, lanjutnya, perjuangan ke depan adalah tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, NKRI sebagai bentuk negara dan wadah pemersatu bangsa, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang merupakan modal untuk bersatu dalam kemajemukan.

“Empat Pilar MPR RI tersebut, patut disyukuri dengan cara menghargai kemajemukan yang hingga saat ini tetap dapat terus dipertahankan, dipelihara, dan dikembangkan,” tandasnya dihadapan ratusan peserta sosialisasi baik dari perangkat desa hingga tokoh masyarakat.

Ditegaskan, semua agama turut memperkukuh integrasi nasional melalui ajaran—ajaran yang menekankan rasa adil, kasih sayang, persatuan, persaudaraan, hormat-menghormati, dan kebersamaan.

“Selain itu, nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dimanifestasikan melalui adat istiadat juga berperan dalam mengikat hubungan setiap warga bangsa,” jelas Muslich yang juga Anggota DPR RI Komisi VIII.

Dipaparkan, kesadaran kebangsaan yang mengkristal yang lahir dari rasa senasib dan sepenanggungan, akibat penjajahan, telah berhasil membentuk wawasan kebangsaan Indonesia seperti yang tertuang dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Yaitu, tekad bertanah air satu, berbangsa satu, dan menjunjung bahasa persatuan, yaitu Indonesia.

“Tekad bersatu ini kemudian dinyatakan secara politik sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat dalam Proklamasi 17 Agustus 1945,” tutupnya. (rls/adv/man)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: