Membanggakan, Guru di Kota Magelang Ini Meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis

Membanggakan, Guru di Kota Magelang Ini Meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis

PERHARGAAN. Dwi Anugrah Guru SMK Wiyasa Kota Magelang menerima penghargaan juara pertama menulis tingkat Nasional yang diberikan oleh Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz pada upacara hari peringatan HUT ke-51 Korpri.(foto : larasati putri/magelang eksp--Magelangekspres.com

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID –  Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang, Dwi Anugrah, meraih juara pertama tingkat nasional dalam penulisan artikel guru yang diselenggarakan oleh Majalah Suara Guru Pengurus Besar PGRI Pusat, dengan mengangkat tema guru honorer, yang diumumkan pada Jumat, 25 November 2022 lalu.

Permasalahan guru honorer yang sampai saat ini tak kunjung selesai, menjadi kerangka dasar berpikirnya dalam mengembangkan gagasan-gagasan. Dia berharap, dari idenya itu mampu mencerahkan publik.

“Saya mengambil tema nasib guru honorer, karena tema tersebut sangat aktual dengan kondisi saat ini. Mereka sudah mengabdikan diri bertahun-tahun, namun tanpa imbalan layak, tata kelola guru yang membutuhkan perhatian,” katanya saat ditemui usai upacara HUT Korpri dan PGRI di Halaman Kantor Walikota Magelang, Selasa, 29 November 2022.

Berawal dari informasi Majalah Suara Guru perihal lomba penulisan artikel guru pada pertengahan Oktober lalu, dia memutuskan untuk mengikuti lomba itu. Apalagi basic pengalaman menulisnya yang telah ia tekuni sejak tahun 1990 lalu.

Dengan temuan-temuan diskusi lapangan dan berbagai referensi pendukung, melatarbelakangi Dwi selama satu pekan itu guna menuangkan idenya lewat tulisan, dan mengirimkannya ke PB PGRI Jakarta.

Dia tidak menyangka bakal memenangkan perlombaan itu. Padahal jumlah pesertanya ada ribuan guru dari seluruh Indonesia. Namun rupanya, tulisan yang ia buat mampu menarik perhatian para juri dan para wartawan senior dari media massa nasional.

“Saya tidak mengira, tanggal 24 November mendapat informasi dari Jakarta masuk 6 besar penulis level nasional,” ungkap Dwi.

Dwi merasa bersyukur, jika tahun ini dapat memberikan kontribusi untuk Kota Magelang lewat media tulisan. Dia berharap, prestasi yang sudah diraih ini dapat diteruskan para guru lainnya.

Sebagai pendidik dan penulis, Dwi telah menerbitkan kurang lebih 5 buku nonfiksi dan ratusan artikel yang pernah singgah di harian nasional sampai daerah. Dia memberikan tips agar guru dapat menorehkan ide-idenya sekecil apapun melalui tulisan.

“Seorang penulis bukanlah bertanding  melawan orang lain. Yang perlu ditaklukkan adalah dirinya sendiri yang tidak mampu menyisihkan waktu untuk duduk menulis,” ujarnya.

Penulis, lanjut Dwi, memiliki sikap mudah putus asa ketika tulisannya ditolak oleh media. Penulis juga tidak cepat puas diri dengan satu karya, sehingga lupa untuk menulis lagi.

“Yang terpenting penulis itu tidak pernah itung-itungan soal honor yang didapat,” paparnya.

Dia juga menambahkan bahwa melalui menulis, benih-benih multikulturalisme akan bertebar. Jika tidak setuju dengan opini yang dituliskan penulis lain, dapat ditanggapi dengan tulisan pula.

“Dari siklus ini, tulisan-tulisan akan menjadi alat untuk memahami dan memaknai perbedaan,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com