Sidak Ponsel, Banyak Siswi SMP Ketahuan Simpan Foto Diri Tanpa Busana

Sidak Ponsel, Banyak Siswi SMP Ketahuan Simpan Foto Diri Tanpa Busana

ILUSTRASI. Saat diadakan inspeksi mendadak handphone milik siswi salah satu SMP di Kota Magelang kedapatan menyimpan foto-foto tidak senonoh.(foto : IST/magelang ekspres)--Magelangekspres.com

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Menanggapi maraknya kasus pelecehan seksual online yang dilakukan anak-anak muda, menjadi keprihatinan sendiri bagi kalangan legislator DPRD Kota Magelang.

Irina, Anggota Komisi A DPRD Kota Magelang meminta adanya perhatian serius dari pemerintah dan juga orangtua untuk mencegah praktik pelecehan seksual online yang terkadang tidak disadari oleh pelaku maupun korbannya.

Ibu dua anak ini menuturkan, korban pelecehan seksual online bisa saja mengalami gangguan trauma dan mental psikologis sehingga dapat mengubah pola berpikir mereka.

”Remaja memiliki masa pubertas, usia 8-13 untuk perempuan dan 9-14 untuk laki-laki, ini adalah puncak kondisi rawan pada anak kalau tidak mendapatkan pendampingan yang cukup,” kata Irina kepada wartawan Selasa, 10 Januari 2022.

Perempuan berjilbab ini berujar, saat diadakan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Magelang, banyak siswi yang kedapatan menyimpan foto diri di ponsel mereka tanpa busana. Hal ini menunjukkan bagaimana mirisnya karakter generasi muda yang belum bisa bijak dalam menjaga dirinya sendiri.

“Perlunya peran dari lingkungan keluarga karena ini lingkungan terdekat, komunikasi yang efektif serta pendampingan yang cukup kepada anak dalam penggunaan sosial media harus diperketat,” terang Irina.

Menurutnya, kasus-kasus seperti akan menciptakan lost generation (generasi yang hilang) karena faktor kemajuan digitalisasi yang sangat pesat. Untuk itu, ia berharap adanya kerja sama dengan seluruh elemen guna memberikan edukasi seksual kepada anak-anak muda.

”Saya harap ada pengetatan pengawasan kepada pelajar SMP dan SMA di Kota Magelang dengan menambah kapasitas pengampu bimbingan konseling,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu Fasilitator Forum Anak Nasional, Kiya Keke menjelaskan, kejadian pelecehan seksual dapat menyerang siapa saja. Intensitas penggunaan media sosial yang cukup tinggi pada kalangan remaja berisiko mengakibatkan korban mengalami pelecehan hingga kekerasan seksual.

“Kita memiliki gerakan internet sehat, tujuannya untuk mengedukasi teman sebaya dalam batasan-batasan privasi yang harus dimiliki saat menggunakan sosial media,” ujar perempuan kini tinggal di Jakarta tersebut saat dihubungi via Whatsapp, Selasa, 10 Januari 2023.

Menurutnya, pelecehan seksual merupakan isu sensitif, sehingga Forum Anak Nasional bertugas untuk membantu menangani penanganan kekerasan pada anak. Dia menjamin akan merahasiakan pelapor untuk memberi rasa aman dan kenyamanan pelapor.

“Namun pada dasarnya yang terpenting adalah peran dari orangtua atau orang dewasa sebagai pencegah maupun mediator dalam menyelesaikan kasus yang di luar kapasitas korban,” pungkas Kiya. (mg4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com