Lewat Cangkir Tani, Kementan Sosialisasi Pencegahan Lumpy Skin Disease

Lewat Cangkir Tani, Kementan Sosialisasi Pencegahan Lumpy Skin Disease

Wakil Direktur 3 Polbangtan YoMa, Budi Purwo Widiarso pada episode kedua Cangkir Tani yang diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang,(24/3).--Polbangtan YoMa

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Setelah angka Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak melandai, Lumpy Skin Disease (LSD) menjadi ancaman baru peternak Indonesia

Merebaknya kasus ternak yang terserang LSD menimbulkan kegelisahan masyarakat. Untuk itu, Kementerian Pertanian terus memberikan sosialisasi terkait LSD. Salah satunya melalui program Cangkir Tani yang diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa). 

Mengangkat tema Jangan Panik - Ayo Kenali LSD, Kementan hadir untuk meluruskan informasi yang beredar di masyarakat. Selain itu, Kementan juga memastikan produktivitas ternak tidak terganggu.

Menjawab tantangan krisis pangan saat ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan pemerintah terus memonitor pergerakan LSD agar produksi pertanian tetap terjaga.

"Sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi bahwa kita harus bisa cukupi kebutuhan pangan dari produksi sendiri. Kita masih impor 280 ribu ton atau 1,2 juta ekor sapi per tahun. Masa harus beli dari luar, kenapa kita tidak produksi sendiri?" jelas Mentan Syahrul.

Ia mengungkapkan pihaknya bertekad menekan angka impor pada produk peternakan. Sehingga swasembada daging menjadi keniscayaan.

"Saya tidak bisa sebutkan tahun pastinya swasembada daging. Yang pasti memang harus bisa dipercepat," tambah Syahrul.

Terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan swasembada daging harus diwujudkan melalui upaya yang maksimal.

“Faktor pengungkit produktivitas daging adalah dengan penyiapan sarana prasarana, seperti kandang, lahan hijauan, konsentrat, pakan dan memanfaatkan inovasi teknologi.” Jelas Dedi.

Hal ini juga disampaikan oleh Wakil Direktur 3 Polbangtan YoMa, Budi Purwo Widiarso pada episode kedua Cangkir Tani (24/3). Ia menjelaskan 3 hal penting yang harus dilakukan peternak untuk menjaga produktivitas ternaknya.

“Untuk mencegah terjangkitnya LSD, perlu memberikan support terhadap imun ternak. Lakukan vaksinasi, berikan pakan bergizi disertai penguat, dan jaga kebersihan kandang.” jelas Budi.

Ia juga menjelaskan selain melalui lalu lintas ternak, LSD dapat disebarkan melalui vektor, sehingga peternak harus memastikan kandang bebas dari serangga.

Melalui program Cangkir Tani yang dikemas menarik oleh mahasiswa Polbangtan YoMa, Budi mengajak peternak untuk memperhatikan gejala awal ternak terserang LSD. Antara lain Demam tinggi, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan munculnya nodul pada kulit.

“Segera pisahkan hewan yang sakit, dan informasikan kepada petugas veteriner dari dinas setempat jika menemukan gejala yang sama.” Jelas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: humas polbangtan yoma