Seniman Kota Magelang Kritik, Peniadaan Event Paling Khas Grebeg Getuk
Kemeriahan Grebeg Getuk yang menjadi agenda ikonik tiap peringatan Hari Jadi Kota Magelang. Salah satunya saat Hari Jadi tahun 2016 silam. -Wiwid Arif-Magelang Ekspres
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Pagelaran ikonik khas kota seluas 18,54 kilometer persegi, Grebeg Gethuk tahun ini urung dilaksanakan. Pemkot Magelang tidak mengagendakan event ciri khas hari jadi itu pada momen peringatan HUT ke-1117 Kota Magelang tahun 2023.
Grebeg getuk merupakan event besar yang konsisten digelar sejak dua dekade lalu. Namun terpaksa ditanggalkan pelaksanaan karena pandemi Covid-19 pada 2020 silam.
Meski saat ini, pembatasan mobilitas dan pencegahan kerumunan sudah tidak diberlakukan lagi di Indonesia, event Grebeg Getuk tidak disematkan dalam kalender event Pemkot Magelang.
Tentunya, peniadaan agenda rutin yang populer tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak. Mereka khawatir, kearifan lokal yang menjadi representasi khusus Kota Magelang bakal lenyap.
Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM), Muhammad Nafi mengatakan jika dirinya secara pribadi maupun organisasi menyayangkan pencoretan Grebeg Getuk dari kalender event Pemkot Magelang tahun 2023.
BACA JUGA : Jadi Kota Tertoleran, Marjinugroho : Toleransi Kota Magelang Itu Warisan Nenek Moyang
Menurutnya, peniadaan Grebeg Gethuk yang identik dengan perayaan hari jadi adalah kebijakan sepihak dari pemerintah tanpa mendiskusikannya dengan masyarakat maupun budayawan di Kota Magelang.
"Sampai sekarang belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Alasan yang beredar selama ini, penghilangan agenda rutin Grebeg Gethuk ini karena pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2021,” ujarnya saat dihubungi, Kamis, 13 April 2023.
Nafi menuturkan, seiring pandemi Covid-19 yang mereda dan masa transisi endemi, pada tahun 2022 Pemkot Magelang pernah mengadakan Festival Gethuk di Alun-alun Kota Magelang. Demikian halnya di tahun 2023, agenda Festival Gethuk muncul kembali.
Banyak pihak menduga, Festival Getuk bakal menggantikan Grebeg Getuk yang sudah legendaris itu.
"Dengan kronologi tersebut, maka wajar kalau ada anggapan di luar sana bahwa, penghilangan nomenklatur kegiatan Grebeg Gethuk dilakukan secara sistematis dan terencana oleh Pemkot Magelang. Entah kepentingan apa yang terjadi di dalam pengambilan kebijakan penghapusan Grebeg Gethuk ini,” katanya.
BACA JUGA : Ngopi Bareng Pak Wali, Strategi Responsibilitas Wadahi Masyarakat Kota Magelang
Nafi berharap kepada Pemkot Magelang untuk bisa mengevaluasi ulang rencana penyelenggaraan Festival Gethuk dalam peringatan Hari Jadi ini.
Sebab, ia menilai festival itu mengurangi nilai-nilai tradisi dan budaya yang ada pada Grebeg Gethuk sebagai bagian dari peringatan HUT.
"Kami juga minta Disdikbud untuk melibatkan mitra, hal ini DKKM dalam perencanaan dan penyelenggaraan program-program yang terkait bidang seni budaya. Dengan keterlibatan DKKM ini sebagai bentuk partisipasi masyarakat sebagai stakeholder pembangunan,” jelasnya.
Terkait peringatan HUT ke-1117 Kota Magelang, pria yang juga guru di salah satu SMK swasta ini berharap semoga semakin tambah tahun Magelang semakin memberikan kenyamanan semua pihak.
"Tapi sayang, ada hadiah yang tidak terduga di momentum hari jadi ini, yaitu turunnya peringkat Kota Toleransi tahun 2023 oleh SETARA Institut, di mana Kota Magelang menempati peringkat 10 dari sebelumnya peringkat 6,” paparnya.
Menurutnya, dengan gejala penurunan indeks kota toleransi ini merupakan cambuk bagi semua pihak di Kota Pakuning Tanah Jawa untuk lebih meningkatkan peran serta semua pihak.
Terutama dalam menciptakan Magelang sebagai kota toleran yang nyaman untuk semuanya.
“Harapanya Magelang bisa menjadi rumah kita bersama yang secara nyata/hakiki, bukan hanya dalam tataran formalitas semata,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kota Magelang, Imam Baihaqi mengutarakan, peniadaan agenda Grebeg Gethuk di tahun ini karena HUT Kota Magelang jatuh di bulan Ramadan.
Dengan begitu, pihaknya beralasan kurang cocok apabila agenda Grebeg Getuk dipaksakan digelar berbarengan dengan masyarakat Muslim beribadah puasa.
“Maka, diganti Festival Gethuk yang pelaksanaannya di luar tanggal pas Hari Jadi. Harapan kami bisa diadakan lagi kalau pas jatuhnya tidak di bulan Ramadan," tuturnya melalui pesan singkat. (mg4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com