Siapkan Peternak Wonosobo Hadapi El Nino, Kementan Gelar SL
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang mendampingi 30 orang peternak dan penyuluh dalam kegiatan Sekolah Lapang, di Desa Kwadungan Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo (16/5).--Polbangtan YoMa
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Kementerian Pertanian terus mendorong petani meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Hal ini dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan serta mengantisipasi El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus 2023.
Untuk itu, Kementan terus meningkatkan kesiapan sumber daya manusia di lapangan. Bertempat di Desa Kwadungan Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang mendampingi 30 orang peternak dan penyuluh dalam kegiatan Sekolah Lapang (16/5).
Hal ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar seluruh jajaran Kementan membantu petani dan sebagai persiapan dari semua daerah di Indonesia untuk menghadapi El Nino.
“Semua pihak harus bergerak melakukan kolaborasi, adaptasi dan antisipasi terhadap berbagai tantangan yang ada. Termasuk dalam menghadapi cuaca ekstrim El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang”, seru Mentan Syahrul.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursymasi menjelaskan ,bahwa El Nino adalah salah satu fenomena sebagai dampak dari climate change, selain itu ada juga La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang luar biasa.
El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya. Yang disebut dari biasanya itu rata-rata curah hujan selama 25 tahun, kalo El Nino itu lebih kering dibandingkan dengan rata-rata selama 25 tahun itu.
“Menghadapi El Nino yang paling penting adalah antisipasi, adaptasi serta mitigasi. Karena saat ini sudah memasuki El Nino yg paling penting adalah bagaimana melakukan adaptasi dan mitigasi.” jelas Dedi.
Untuk menghadapi El Nino, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang mengajak peternak kambing dan domba Wonosobo untuk mengantisipasi ketersediaan pakan ternak.
Dijelaskan oleh Sunardi, Dosen Ilmu Ternak Ruminansia, penyediaan pakan menjadi aspek terpenting dalam pengelolaan ternak, di samping bibit dan manajemen ternak.
“Pakan sangat berpengaruh dalam produktivitas ternak. Ada 2 metode yang bisa digunakan. Salah satunya pengolahan pakan dalam bentuk silase. Dengan melakukan fermentasi pakan, maka peternak dapat menyimpan pakan lebih lama.” ungkap Sunardi.
Ia menambahkan metode ini dapat dilakukan pada masa ketersediaan rumput melimpah. Sehingga dapat mengantisipasi El Nino, yang dimungkinkan terjadi kelangkaan rumput.
Metode selanjutnya adalah pelayuan pakan dengan cara diangin-anginkan. Menurut Sunardi, langkah ini digunakan untuk mengurangi kadar air dalam rumput yang dapat menyebabkan ternak kembung.
“Rumput dimiringkan, bukan ditumpuk. Hal ini supaya rumput tidak busuk. Dengan metode ini, rumput tahan 2 – 3 hari.” jelas Sunardi.
Tak hanya berdiskusi mengenai pengelolaan pakan, Sekolah Lapang ini juga memfasilitasi peternak mempelajari prospek dan pengembangan kambing domba serta pengolahan limbah ternak.(hms)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: polbangtan yoma