Modal Kuat Toleransi Adalah Warisan Nenek Moyang yang Masih Membudaya di Kota Magelang

Modal Kuat Toleransi Adalah Warisan Nenek Moyang yang Masih Membudaya di Kota Magelang

PAWAI RAMADAN. Ribuan anak-anak dan pelajar se-Kota Magelang menggelar Pawai Ramadan, sebagai bukti Kota Magelang adalah Kota Paling Toleran-FOTO : PROKOMPIM KOTA MAGELANG-

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Prestasi menjadi kota paling toleransi tingkat nasional semakin memantapkan Kota Magelang untuk mengoptimalisasinya.

Sejak tahun 2022 Kota Magelang selalu mendapatkan penghargaan dari SETARA Institut berupa Kota Tertoleran tingkat nasional.

Meskipun predikat itu turun dibandingkan tahun 2022 lalu di mana Kota Magelang menyabet nomor keenam kota paling toleran dari seluruh kota di Indonesia. Sementara pada tahun 2023 peringkat itu turun ke peringkat 10.

Meski demikian, penurunan prestasi itu justru menjadi cambukan semangat bagi Pemkot Magelang, masyarakat, dan seluruh elemen untuk semakin baik lagi dalam menjaga sikap saling menghargai, toleransi antar umat beragama, suku, ras, dan golongan.

Bahkan Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz meminta segera menciptakan payung hukum seperti peraturan daerah (Perda) atau Peraturan Walikota (Perwal) agar toleransi tak sekadar slogan semata, namun juga gerakan budaya yang dilakukan secara massal masing-masing individu.


Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz-PROKOMPIM-

Kota Magelang merupakan kota terkecil di Jawa Tengah dengan demografi yang heterogen. Kota Magelang memiliki penduduk 128.000 terdiri berbagai agama, suku, ras, dan golongan.

Sejak dulu kala, masyarakat yang tinggal di Kota Magelang selalu rukun dan damai. Hal itu terlihat dari struktur bangunan yang berada di kawasan Alun-alun Kota Magelang.


Paskibraka Kota Magelang mengikuti Pawai Ramadan-PROKOMPIM-

BACA JUGA:Pecah! Ger-Geran Magelangan Ajak Warga Magelang Ketawa Bersama Di Alun-Alun Kota Magelang

Alun-alun menjadi manifestasi pusat kota yang dilengkapi dengan tempat ibadah semua agama. Ada Masjid Agung, GPIB, Gereja Katolik, dan Kelenteng Liong Hok Bio.

Kedekatan posisi tempat ibadah itu menandakan bahwa Kota Magelang secara sejarahnya berhasil menjadi daerah yang mampu menjaga tolerasi antarumat beragama sekaligus suku dan etnis.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Magelang, Sofia Nur mengatakan, di kota seluas 18,54 kilometer persegi ini juga senantiasa menerapkan nilai Bhinneka Tunggal Ika secara nyata dalam kehidupan keseharian.

BACA JUGA:Luar Biasa! Pemkot Magelang Raih Opini WTP dari BPK 7 Kali Berturut-turut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres