Prosesi Pesta Pernikahan Anjing Ras di Jakarta, Diprotes Dinas Kebudayaan DIY

Prosesi Pesta Pernikahan Anjing Ras di Jakarta, Diprotes Dinas Kebudayaan DIY

Prosesi pernikahan adat Jawa diterapkan untuk dua ekor anjing menuai kecaman dari Pemda DIY-TANGKAPAN LAYAR-TWITTER

JOGJAKARTA, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Jagat media sosial kembali diriuhkan dengan acara adat pernikahan dua anjing ras bernama Luna dan Jojo. Pernikahan dua hewan tersebut bahkan digelar secara meriah dan mewah.

Aksi nyeleneh ini pun mengundang reaksi dari sejumlah budayawan termasuk Pemda DIY melalui Dinas Kebudyaaan setempat.

Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi mengaku sangat menyayangkan adanya acara adat pernikahan sepasang hewan.

Dian Lakshmi menyatakan pandangan negatif tentang pernikahan dengan judul The Royal The Royal Wedding Jojo dan Luna yang viral di media sosial itu.

BACA JUGA:Kirab Gunungan di Puncak Gunung Tidar Meriahkan Malam Satu Suro di Magelang

Menurut Dian Lakshmi, masyarakat saat ini masih menjunjung tinggi adat istiadat maupun budaya. Apalagi upacara pernikahan yang dianggap sakral.

Di Jogjakarta, prosesi budaya pernikahan adat adalah upacara yang sakral dilalukan oleh dua insan yang saling mencintai dan menyayangi lewat perasaan mereka.

Ia kemudian menggarisbawahi bahwa hewan tidak memiliki perasaan itu.

Hewan hanya memiliki insting yang tidak mengerti akan nilai-nilai kemanusiaan.

Di Jogjakarta sendiri, lanjut Lakshmi, upacara adat pernikahan dan tradisi Jawa pada umumnya telah dilindungi secara hukum melalui UU RI Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Perda Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Kebudayaan.

“Sehubungan dengan hal tersebut adalah sudah menjadi kewajiban Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan aksi pelestarian fisik dan nilainya, ketika terjadi penyimpangan yang berakibat pada terdegradasi dan terdistorsinya nilai dan marwah upacara daur hidup tersebut," kata Dian Lakshmi Pratiwi, dikutip dari akun Instagram dinaskebudayaandiy, Rabu 19 Juli 2023.

Dian Lakshmi berharap aksi seperti ini tidak terulang lagi.

BACA JUGA:Kemeriahan Grebeg 1 Suro Keluarga Besar Abdi Gunung Tidar di Kota Magelang

Dian Lakshmi menilai, pada intinya manusia itulah yang berkebudayaan dan dapat memahami menerapkan semua ekosistem kebudayaan berjalan secara alamiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: