Museum Tosan Aji Purworejo Gelar Jamasan Pusaka

Museum Tosan Aji Purworejo Gelar Jamasan Pusaka

SERAHKAN. Bupati saat menyerahkan pusaka koleksinya untuk dijamas dalam ritual jamasan pusaka yang digelar Museum Tosan Aji.-Lukman Hakim-MAGELANG EKSPRES

PURWOREJO, MAGELANGESKPRES.DISWAY.ID - Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui  Dindikbud dan Museum Tosan Aji Purworejo, menggelar ritual jamasan pusaka. Kegiatan itu dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Jawa 1 Suro. Sebanyak 6 pusaka Bupati Purworejo dan 1 pusaka koleksi Museum Tosan Aji dijamas sebagai bentuk penghormatan sekaligus menjaga keawetannya.

Bupati Purworejo RH Agus Bastian SE MM berkenan hadir dalam acara jamasan pusaka museum Tosan Aji, di halaman museum Tosan Aji Rabu (19/7).

Turut mendampingi Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH, sejumlah pejabat dan para kepala OPD.

BACA JUGA:Pupuk Bersubsidi Di Purworejo Diduga Bermasalah

Jamasan pusaka dimulai dengan penyerahan pusaka milik Bupati Purworejo yang berupa keris. Salah satunya keris buatan Abad XIII milik Bupati Agus Bastian, yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati kepada penjamas pusaka. Setelah itu, pusaka diarak dari rumah dinas Bupati menuju halaman Museum Tosan Aji dikawal tarian Cing Poling dan diiringi tarian Gambyong Parianom. Pusaka dibawa dengan menggunakan nampan berhiaskan janur kuning, kemudian dijamas oleh petugas museum Teguh Wahyu Kuntoro.

Ditemui setelah acara serah pusaka, Bupati mengatakan bahwa jamasan pusaka adalah satu bentuk penghormatan pada benda yang bernilai tinggi.

"Hari ini Pemerintah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan jamasan Tosan Aji, yang mana kegiatan ini adalah membersihkan mensucikan pusaka baik milik Bupati maupun koleksi museum Tosan Aji. Rangkaian acara hanya jamasan saja, yang menang sudah dilaksanakan para pendahulu," katanya.

BACA JUGA:HORE! Masyarakat Kota Magelang Cukup Sediakan Kapling, Bangunan Rumah Bakal Dibangun Pemerintah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wasit Diono menuturkan bahwa jamasan tosan aji sengaja digelar tepat pada tahun baru Islam tanggal 1 Muharam 1445 H atau 1 Sura, karena memiliki substansi bersih-bersih diri dengan tujuandi tahun baru memiliki semangat yang lebih baik.

"Secara substansi jamasan itu adalah membersihkan benda pusaka yang memiliki nilai leluhur yang harus kita lestarikan. Diartikan juga pada setiap pergantian tahun kita bersih diri, kita meninggalkan hal-hal yang jelek dan kita menyongsong tahun baru dengan semangat baru," jelasnya.

Rangkaian acara ditutup dengan Tarian Landheyan Ngrumat Aji. Landheyan sendiri mempunyai arti gagang tombak dengan filosofi doa, keberanian, tangkas, terampil, dan pelindung. Sedang Ngrumat Aji diartikan sebagai penjaga atau menjaga, merawat dan menjunjung tinggi nilai pengendalian untuk bersinergi dengan sejarah. (luk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres