Banyak yang Mengira Kyai Sepanjang di Gunung Tidar Magelang Itu Adalah Tokoh, Ternyata Inilah Sosoknya
Peziarah mendatangi makam Kyai Sepanjang yang berada di jalur pendakian Gunung Tidar Kota Magelang-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES
Sebagian jin yang tak kuat menahan panas pun berlari, menjauh dari Gunung Tidar. Ada juga yang mati akibat hawa panas dari tombak yang dipasang Syekh Subakir tersebut.
Sebagai penguasa jin, Sabda Palon yang telah bersemayam selama 9.000 tahun terusik dan mencari tahu penyebab hawa panas itu.
Setelah tahu jika hawa panas ini karena ulah Syekh Subakir, Sabdo Palon pun menanyakan kepada Syekh Subakir.
BACA JUGA:Fakta atau Mitos? Tidak Akan Jadi Pemimpin Negeri Ini Jika Belum ke Gunung Tidar
Tanpa perasaan takut, Syekh Subakir mengutarakan niatannya menancapkan tombak Kyai Sepanjang karena selama ini menghambat penyebaran Islam di Jawa.
Sabda Palon yang tak terima bangsanya diusik pun mengajak bertempur dengan Syekh Subakir. Dalam ceritanya, pertempuran dahsyat itu terjadi selama 40 hari 40 malam.
Sabda Palon yang juga dikenal sebagai Ki Semar Badranaya sang Danyang tanah Jawa ini merasa kewalahan dan menawarkan perundingan.
Sabda Palon menawarkan beberapa syarat dan Islam tetap bisa disebarkan di Jawa. Isi kesepakatan itu antara lain, Sabda Palon memberi kesempatan kepada Syekh Subakir beserta para ulama untuk menyebarkan Islam di Tanah Jawa, tetapi tidak boleh dengan cara memaksa.
BACA JUGA:Asal Usul Monyet Berekor Panjang di Kebun Raya Gunung Tidar Magelang
Kemudian Sabda Palon juga mempersilakan kepada orang Islam menjadi raja-raja di Jawa, asalkan jangan sampai meninggalkan adat istiadat dan budaya yang ada.
Tombak Kyai Sepanjang yang pernah ditancapkan itupun disemayamkan di Gunung Tidar. Menurut cerita warga setempat, tombak Kyai Sepanjang berukuran 7 meter.
Tombak tersebut disemayamkan di jalur pendakian Gunung Tidar. Tidak sedikit peziarah yang datang ke makam tersebut, usai melaksanakan ziarah di petilasan makam Syekh Subakir dan makam Kyai Semar.
Makam Kyai Semar sendiri diyakini sebagai sosok dari Sabdo Palon. Ia yang sudah mengakui keunggulan dari Syekh Subakir akhirnya bekerja sama untuk menyebarkan ajaran ketauhidan.
Jika Syekh Subakir lebih mengandalkan dakwah secara langsung, maka Kyai Semar menggunakan cara-cara batiniyah. Wallahualam bissawab. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres