Walaupun Kemarau, Petani Di Magelang Enggan Tanam Tembakau Ini Alasanya...

Walaupun Kemarau, Petani Di Magelang Enggan Tanam Tembakau Ini Alasanya...

TEMBAKAU. Salah satu lahan pertanian di Desa Tuksongo Borobudur yang ditanami Tembakau pada musim tanam tahun ini.-Chandra Yoga Kusuma-MAGELANG EKSPRES

MAGELANG, MAGELANG EKSPRES.DISWAY.ID - Tahun 2023 ini diprediksi akan mengalami musim Kemarau yang panjang. Namun hal tersebut tidak membuat petani menanam Tembakau, yang mana Tembakau akan tumbuh maksimal dengan kondisi cuaca yang minim hujan.

Kondisi tersebut terlihat di salah satu kawasan penghasil pertanian Tembakau di Kabupaten Magelang, yaitu di Desa Tuksongo Kecamatan Borobudur. Yang mana Desa Tuksongo dikenal akan pertanian Tembakau pada musim tanam Tembakau.

Menurut salah satu Petani Senior di Desa Tuksongo, Nur Kosim, mengatakan, saat ini lahan pertanian yang ditanami tanaman Tembakau hanya 50 persennya saja dari total keseluruhan.

BACA JUGA:BPBD Kabupaten Magelang Sudah Mulai Droping Air Bersih

Hal tersebut dikarenakan masyarakat Petani memilih tanaman jenis lain yaitu Palawija, dengan pertimbangan harga tanaman Palawija jauh lebih pasti dan stabil dibandingkan dengan tanaman Tembakau.

"Harga Tembakau yang tidak menentu dan beresiko merugikan Petani membuat mereka beralih ke tanaman lain, seperti Cabai, Jagung dan jenis Palawija lainnya.

Karena jika dipaksakan tanam Tembakau, kendati cuaca musim Kemarau bagus, namun tidak menjamin harga jual Tembakau juga ikut bagus," terang Nur Kosim, kemarin.

Menurut Kosim, dengan tidak mengandalkan menanam Tembakau, akan mempengaruhi sekitar 100 Petani muda di Karang Taruna Desa Tuksongo, berani menanam tanaman alternatif lain.

BACA JUGA:VIRAL! Kreasi Nyeleneh Khoirul Anam Warga Magelang Bikin Outfit Rebahan dari Kasur Kapuk

"Tidak mengandalkan Tembakau hal tersebut sudah digaungkan sejak 2019. Karena keputusan harga Tembakau hanya ditangan Pabrik. Hal itu jelas merugikan Petani.

Dan saat ini sudah banyak Petani muda yang sadar akan hal tersebut. Karena biaya tanam Tembakau, perawatan, pengolahan hingga siap jual, belum tentu menguntungkan. Rata-rata per Kg hanya Rp 50 ribu bila masuk Pabrik. Sedangkan modalnya lebih dari itu," ungkap Nur Kosim.

Kendati demikian masih ada Petani yang menanam Tembakau, diwilayah Desa Tuksongo Borobudur. Hal itu menurut Nur Kosim adalah wajar, karena setiap pribadi Petani masing-masing mempunyai perhitungan sendiri. Dimana tanaman Tembakau tersebut sudah ditanam pada akhir bulan Juni kemarin.

"Terlihat dari hamparan tanah pertanian di Desa Tuksongo, tidak semua ditanami Tembakau, berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.

Bahkan beberapa Petani juga menyewa lahan di Kecamatan Muntilan untuk menanam Tembakau, karena dulu tanam Tembakau masih menjanjikan hasilnya," jelas Nur Kosim.(cha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres