6 PNS Untidar Magelang Raih Tanda Penghormatan Satyalancana Karya Satya

6 PNS Untidar Magelang Raih Tanda Penghormatan Satyalancana Karya Satya

PENGHARGAAN.Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada 6 PNS diserahkan Rektor Untidar Prof Dr Sugiyarto, Kamis, 17 Agustus 2023.-Istimewa-MAGELANG EKSPRES

BACA JUGA:IAI komisariat Magelang Adakan Sosialisasi Profesi Akuntansi di SMKN 2 Magelang

Upaya pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga menjadi fokus perhatian. Kolaborasi antara dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan menjadi kunci agar pelaksanaan MBKM berjalan optimal untuk mendukung perluasan wawasan mahasiswa.

“Masa studi mahasiswa kita masih sangat panjang. Kebijakan Kampus Merdeka akan sangat membantu meningkatkan studi dan memperpendek masa studi. Mari kita dukung dalam rangka meningkatkan prestasi maupun reputasi Untidar,” tuturnya.

Rektor Untidar, Prof Dr Sugiyarto juga membacakan amanat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim.

Dalam amanat tersebut, Nadiem menyoroti pentingnya kolaborasi untuk perubahan perjalanan dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah implementasi Kurikulum Merdeka yang telah dirasakan oleh 250 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:250 Wisudawan Untidar Lulus dengan Predikat

“Untuk jenjang pendidikan tinggi, program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka juga telah berhasil mengubah hidup lebih dari 760 ribu mahasiswa. Kesempatan belajar di luar kampus, baik di industri, di sekolah, sampai di lingkungan masyarakat, memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi generasi muda Indonesia untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara,” tuturnya.

Perjuangan dalam menggerakkan Merdeka Belajar selama empat tahun terakhir harus dilanjutkan untuk mewujudkan kemerdekaan dalam sistem pendidikan Indonesia. Semangat para pendahulu harus diteruskan. Untuk maju, pendidikan harus terus melaju.

Dalam upacara kali ini, Matheus Gratiano Mali, dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara, Fisipol mencuri perhatian dengan pakaian adat yang dikenakannya.

“Saya mengenakan pakain adat Kepulauan Rote, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Penutup kepala ini disebut Ti'i Langga terbuat dari daun lontar kering,” jelasnya.

Dosen kelahiran Kupang, NTT ini merupakan salah satu peserta upacara yang mengenakan pakaian adat dari daerah asalnya. (hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres