Penyebab Penyerangan Sultan Agung Mataram ke Batavia yang Gagal Total, Belajar Sejarah

Penyebab Penyerangan Sultan Agung Mataram ke Batavia yang Gagal Total, Belajar Sejarah

Lukisan ilustrasi perang Mataram melawan VOC Belanda di Batavia--Aksara.com

MAGELANG EKSPRES -- Penyerangan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung ke Batavia yang tengah dikuasai VOC merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Nusantara yang mencerminkan dinamika politik dan konflik antara dua kekuatan besar di wilayah tersebut.

Peristiwa ini tidak hanya memiliki dampak langsung terhadap kedua kubu yang terlibat, tetapi juga berdampak luas pada peta kekuasaan dan hubungan antara kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia.

Pada abad ke-17, Kerajaan Mataram yang berpusat di Jawa Tengah dan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) yang berbasis di Batavia (sekarang Jakarta) adalah dua kekuatan dominan di Jawa.

Sultan Agung, Raja Mataram Islam yang berpusat di Jawa merasa harus menyingkirkan VOC yang dianggap menyengsarakan rakyat, terlebih bagi rakyat Kesultanan Banten.

Sebagaimana dikisahkan dalam buku "Hitam Putih Kekuasaan Raja-Raja Jawa Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita", karya Sri Wintala Achmad.

Mula-mula pada April 1628 Sultan Agung menawarkan perdamaian dengan VOC, dengan syarat-syarat tertentu. Tapi tawaran itu ditolak VOC.

Sultan Agung pun menyatakan perang melawan VOC. Prajurit Mataram dikerahkan lewat beberapa gelombang.

BACA JUGA:Ini Alasan Prajurit Nusantara Tidak Memakai Baju Zirah Seperti Ksatria Kerajaan di Eropa

Sultan Agung mengirim pasukan Mataram I yang dipimpin Tumenggung Bahureksa, pada 27 Agustus 1628.

Berikutnya Mataram mengirim 10.000 ribu prajurit di bawah komando Pangeran Mandurareja pada Oktober 1628. Pasukan ini disebut sebagai Mataram II.

Perang besar antara Mataram melawan VOC di Batavia pun terjadi. Kurangnya perbekalan membuat pasukan Mataram mengalami kehancuran. Banyak pasukan Mataram yang gugur di medang perang tersebut.

Berita tentang kekalahan mutlak pasukan Mataram ini benar membuat Sultan Agung murka. Ia kemudian mengirim algojo untuk menghukum mati Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandureja.

Ada cerita kelam ketika penyerbuan Mataram ke Batavia pada pasukan Mataram 1 dan 2. Berdaasarkan catatan sejarah dalam buku tersebut VOC menemukan 744 mayat pasukan Mataram yang sebagian besar tewas tanpa kepala.

Meski gagal dengan serangan dua gelombang tersebut, Sultan Agung tak patah arang. Ia justru semakin berambisi untuk mengusir VOC dari bumi Jawa dan Nusantara.

Pada Mei tahun 1929 atau satu tahun pascaserangan pertama, Sultan Agung kembali mengirim 14.000 prajurit terlatih Mataram menuju Batavia, Kesultanan Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: