Penyebab Penyerangan Sultan Agung Mataram ke Batavia yang Gagal Total, Belajar Sejarah

Lukisan ilustrasi perang Mataram melawan VOC Belanda di Batavia--Aksara.com
BACA JUGA:TERUNGKAP! Lokasi Pusat Kerajaan Mataram Kuno Bukan di Jogjakarta Faktanya Ada Di Sini
Kali ini, Sultan Agung menunjuk Adipati Ukur sebagai panglima penyerangan jilid dua tersebut.
Sultan Agung yang tak ingin dikalahkan sama seperti penyerangan yang pertama mulai melalukan siasat dan strategi. Termsuk menduplikasi senjata api atau bedil yang dibuat oleh para santri di Kerajaan Mataram.
Tidak hanya itu, Sultan juga memerintahkan prajuritnya untuk membangun lumbung-lumbung beras di Karawang dan Cirebon.
Sayangnya, strategi membangun lumbung beras ini diketahui VOC. Itu karena ada beberapa warga lokal yang membocorkan kepada pihak VOC dengan imbalan uang.
Serangan kedua yang dikomandoi Adipati Ukur harus gagal total.
Tidak ingin kerugian besar di kubu Mataram ini sia-sia, Sultan Agung kemudian meminta prajuritnya untuk membendung dan mengotori Sungai Ciliwung dengan bangkai hewan dan sampah.
Diketahui bahwa saat itu Sungai Ciliwung yang menjadi sumber air utama VOC terkontaminasi zat berbahaya, sehingga korban dari VOC pun berjatuhan. Termasuk Jenderal JP Coen yang diduga meninggal karena wabah kolera.
Meskipun penyerangan dua periode tersebut tidak berhasil, namun memiliki dampak signifikan terhadap hubungan antara Mataram dan VOC.
BACA JUGA:5 Kerajaan Terbesar di Nusantara yang Memiliki Jutaan Prajurit Siap Perang
Penyerangan ini mendorong pembentukan aliansi dan persekutuan kerajaan-kerajaan lain di Jawa dan Nusantara yang kemudian memihak kepada VOC.
Di pihak Mataram sendiri, tetap tidak mau berhubungan baik dengan VOC hingga Sultan Agung mangkat pada tahun 1646.
Sebelum meninggal dunia, Sultan Agung berwasiat supaya anak tertuanya, Pangeran Adipati Arya Mataram, meneruskan takhta Kesultanan Mataram bergelar Sultan Amangkurat 1.
Sayangnya, Sultan Amangkurat 1 tak seperti sikap ayahnya yang selalu memegang teguh ajaran-ajaran Jawa dan Islam.
Amangkurat 1 memilih damai dengan VOC hingga kerajaan Mataram pun sukses dipecah belah pihak VOC Belanda selama beberapa ratus tahun kemudian. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: