HATI-HATI! Banyak Emak-emak di Wonosobo Jadi Incaran Pinjol hingga investasi bodong

HATI-HATI! Banyak Emak-emak di Wonosobo Jadi Incaran Pinjol hingga investasi bodong

DIWAWANCARAI. Kepala OJK Regional 3 Jateng-DIY, Sumarjono saat diwawancara di acara peluncuran PIKD di lapangan Desa Plobangan Selomerto Wonosobo.-mukarom mohammad/wonosobo ekspres-MAGELANG EKSPRES

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng-DIY, Sumarjono mengungkapkan, guru dan kalangan emak-emak di Wonosobo banyak diincar pinjaman online (pinjol) ilegal hingga investasi bodong.

"Pantauan kami, guru dan emak-emak jadi objek yang banyak terjebak iming-iming oleh lembaga atau jasa keuangan ilegal di Jawa Tengah (Jateng), termasuk Wonosobo," ungkap Sumarjono kepada Wonosobo Ekspres.

Dari catatan OJK Jateng-DIY, Sumarjono mengaku sayangkan jika terdapat sejumlah guru yang justru menjadi korban dari praktik-praktik pinjol hingga investasi bodong di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Wonosobo.

BACA JUGA:Tangkal Jeratan Investasi Bodong, Bupati Wonosobo: Desa Harus Perkuat Literasi Keuangan

Kepala OJK Regional 3 Jateng-DIY itu menilai, semestinya seorang guru mampu menjadi suri tauladan terutama soal literasi keuangan yang menyangkut kepentingan personal di kehidupan sehari-hari.

"Saya tidak paham ya kenapa kok bisa guru-guru ini jadi korban. Padahal seharusnya mereka bisa lebih hati-hati karena mereka ini sumber pengetahuan bagi anak didik kita," katanya.

Selain guru, Sumarjono mengungkapkan bahwa korban dari aktivitas yang berkedok pinjaman uang dan investasi ilegal itu ternyata juga didominasi oleh masyarakat perempuan.

Menurut informasi terakhir dari laman resmi wonosobokab.go.id, angka indeks literasi keuangan perempuan Wonosobo tergolong masih rendah sekitar 36,13 persen.

BACA JUGA:Jangan Serampangan Pakai Pinjol Kalau Tidak Mau Risiko, Kenali Ciri-ciri Pinjol Terbaik Terbaru 2023

"Emak-emak, atau secara umum perempuan banyak jadi sasaran jasa keuangan ilegal karena mungkin secara kebutuhan lebih besar seperti belanja dan lain-lain," katanya.

Saat dimintai keterangan mengenai peringkat indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan di Kabupaten Wonosobo se-Provinsi Jawa Tengah, Sumarjono belum bisa memberikan jawaban pasti.

"Saya tidak hafal datanya. Yang pasti, korban jasa keuangan ilegal di Wonosobo dan beberapa daerah lainnya mayoritas perempuan dan seorang guru," ujarnya.

"Nanti selepas di kantor, hubungi saja kira-kira data apa yang diperlukan biar kami kirim di aplikasi WA," janjinya.

Sumarjono berpesan kepada masyarakat Wonosobo, agar lebih berhati-hati saat hendak menggunakan jasa keuangan agar tidak terjerumus ke dalam lembaga-lembaga profit yang tidak terawasi oleh OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres