Kelompok Disabilitas Purworejo Dilatih Profesional Pasarkan Produk Batik Jumputan

Kelompok Disabilitas Purworejo Dilatih Profesional Pasarkan Produk Batik Jumputan

MEMBATIK. Kelompok Disabilitas di Desa Bragolan Kecamatan Purwodadi dilatih membatik hingga memasarkannya secara digital di balai pertemuan desa setempat.-foto: eko sutopo/purworejo ekspres-magelangekspres

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES - Kelompok Disabilitas di Desa Bragolan Kecamatan Purwodadi Kabupaten PURWOREJO mendapatkan pelatihan memasarkan produk milik mereka yakni Batik Jumputan secara profesional melalui media digital.

Selain itu, mereka juga mendapatkan berbagai pelatihan soal varian batik dan pengelolaan usaha batik dari para ahli.

Pelatihan terselenggara melalui program PMP (Pengabdian Masyarakat Pemula) oleh Stikes Pemkab Purworejo yang bersumber dari hibah Kemendikbudristek RI. Program pengabdian ini diketuai oleh Dosen Stikes, Nova Ari Pangesti, dengan beranggotakan 1 dosen lainnya, Ahmad Muzaki dan 2 orang mahasiwa. Program ini juga berkolaborasi dengan dosen sekaligus ketua STIE Rajawali Purworejo, Hesti Respatiningsih.

BACA JUGA:Kolaborasi JNE dengan Tab Space dan Grammars, Bangkitkan Seniman Disabilitas di Bandung

Nova Ari mengatakan, sasaran kegiatan ini adalah 10 kaum difabel atau Kelompok Disabilitas Desa (KDD) dan 5 orang pendamping di bawah naungan Kelompok Usaha Inklusi (KUI) yang dilaksanakan di Desa Bragolan.

"Pelaksanaan Program Pengabdian ini dilakukan melalui 3 tahapan atau pertemuan dengan 4 sesi yang sudah dilaksanakan selama 6 (enam) bulan. Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2023 yaitu tim pengabdi memberikan edukasi kesehatan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3S)," sebutnya, Senin (9/10).

BACA JUGA:BPJamsostek Jamin Perlindungan Pekerja Disabilitas

Tujuan edukasi ini, lanjutnya, agar kesehatan kelompok difabel bisa lebih terpantau.

"Dimana dengan kesehatan yang baik maka diharapkan KDD akan  lebih produktif dalam menghasilkan produk batik jumputan," lanjutnya.

Pengabdian selain memberi pelatihan terkait usaha batik juga memberikan pelayanan pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan, cek tensi darah, cek gula darah, kolesterol dan asam urat agar para disabilitas terpantau kesehatannya.

Hesti Respatiningsih mengatakan, pada tahap kedua kelompok disabilitas diberikan pelatihan terkait varian Batik Jumputan. Sebelumnya, tim pengabdi juga sudah membantu kelompok disabilitas dengan memberikan bahan baku kain putih, dan teknologi tepat guna seperti 1 unit mesin obras dan I unit mesin jahit portable beserta perlengkapan penunjang lainnya.

BACA JUGA:SMPN 26 Purworejo Diterpa Isu Pungli, Kepsek dan Komite Sekolah Klaim Taat Aturan

"Seperti benang, pernak pernik, ember, gunting, pewarna dan lainnya yang didanai Kemenristekdikbud, Dirjen Vokasi dan diserahkan pada saat pelatihan tahap dua," terangnya.

Pelatihan tahap kedua ini, lanjut Hesti, disampaikan oleh narasumber Dyah Wahyu Ristyani yang merupakan ahli batik dari UMKM Batik Dewa Lowano. Pelatihan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 8 September 2023 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres