Fakta Sejarah Lentog Tanjung Khas Kudus, Rekomendasi Sarapan yang Lezat dan Murah Meriah

Fakta Sejarah Lentog Tanjung Khas Kudus, Rekomendasi Sarapan yang Lezat dan Murah Meriah

Lentog Tanjung Khas Kudus, Rekomendasi Sarapan yang Lezat dan Murah Meriah.--google maps

MAGELANGEKSPRES -- Lentog merupakan salah satu makanan khas dari Kabupaten Kudus. Rasanya yang lezat dan murah meriah membuat makanan khas ini banyak di gemari oleh masyarakat setempat.

Salah satu makanan khas Kabupaten Kudus ini berupa lontong nasi yang dipotong kecil-kecil, kuah santan gurih yang berisi nangka muda, tahu, tempe yang menyatu dalam sajian makanan yang lezat.

Perlu diketahui bahwa lontong yang digunakan memiliki keunikan yaitu berukuran sangat besar sepadan dengan betis orang dewasa.

Penyajiannya pun dilapisi oleh daun pisang, ditaburi daun bawang diatasnya serta untuk kamu pecinta pedas, tersedia sambal cabe rawit hijau yang sudah direbus.

Meskipun Lentog termasuk dalam salah satu hidangan sederhana, tetapi untuk rasa tidak perlu diragukan lagi kelezatannya.

Masyarakat Kudus pasti sudah pernah merasakan kenikmatan dari Lentog ini karena penjual Lentog sendiri tersebar seantero Kudus.

BACA JUGA:Pantai Kartini Jepara: Pantai Hits Dengan Keindahan Bawah Laut, Instagramable Abis Deh!

Lentog Tanjung biasanya buka di pagi hari untuk manu sarapan yang nyaman.

Warung Lentog yang cukup mudah ditemukan dan citarasa yang lezat menjadi sebuah alternatif yang pas apalagi harganya yang super murah meriah, per porsi hanya dibanderol dengan harga rata-rata Rp. 5.000 saja.

Selain cita rasa yang menggugah selera, konon Lentog sebagai kuliner tradisional khas Kudus ini memiliki sejarah yang unik.

Lentog sendiri biasanya mempunyai nama lengkap yaitu Lentog Tanjung. Hal ini ternyata berkaitkan dengan Desa Tanjung, salah satu desa yang terletak di daerah Kudus, tepatnya di area Jalan Lingkar di Kabupaten Kudus.

Dahulu kala masyarakat Desa Tanjung tidak diperbolehkan menjual nasi karena pada saat itu salah satu tokoh masyarakat Kudus, KH. Abdul Hadi, menjelaskan bahwa datang beberapa wali datang untuk menyebarkan Agama Islam di wilayah Kudus.

BACA JUGA:Pantai Ora Maluku: Pantai Dengan Keindahan Bak Surga Dunia!

Para wali dibantu dengan beberapa muridnya kemudian secara diam-diam hendak membangun sebuah masjid sebagai pusat dakwah Agama Islam di malam hari hingga subuh tiba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: