Raih Medali Emas di Porprov, Atlet KBI Wonosobo Malah Tak Dimainkan di PON XXI 2024
JUARA. Damar Maulana Ramadhan saat berada di podium juara pertama Kick Boxing kelas 57 kg di Porprov Jateng Agustus lalu.-ISTIMEWA-MAGELANG EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Seorang atlet Kick Boxing Indonesia (KBI) kontingen Wonosobo, Damar Maulana Ramadhan berhasil sebet 1 medali emas kategori full contact kelas 57 kg pada Porprov Jateng Agustus lalu.
Sayangnya, dia tak dimainkan di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 mendatang.
Meskipun sudah menampilkan performa terbaik untuk bisa bergabung dalam kontingen KBI Pengprov Jateng, putra asal Wonosobo itu justru tidak diberi peluang untuk turut berlaga di PON XXI yang diselenggarakan di Aceh - Sumut tahun depan.
BACA JUGA:Waduh! Satu Hektar Lahan Warga Terkena Longsoran Sampah TPA, BPBD Beri Respons
"Sebenarnya kecewa karena syarat untuk bisa maju ke PON kan harus punya tiket, harus punya medali emas yang diperoleh dari Porprov kemarin itu," keluh Damar Maulana Ramadhan kepada Wonosobo Ekspres baru-baru ini.
Ketua KONI Wonosobo, Khozin juga mengatakan keputusan panitia pelaksana PON tersebut dinilai merugikan.
Bahkan, ia mengaku sudah melayangkan protes kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) KBI Jateng, Eko Firli.
"Loh, saya dan teman-teman official itu sudah protes ke Pak Firli. Karena keputusan Panpel PON ini sungguh merugikan bagi Wonosobo. Kita rugi besar karena seharusnya Mas Damar ini bisa maju, tapi malah gagal," ungkap Khozin.
BACA JUGA:Kronologi Pencabulan Anak Usia 4 Tahun Hingga Pendarahan di Wonosobo
Khozin membeberkan, keputusan yang ditetapkan oleh Panpel PON XXI Aceh - Sumut 2024 itu karena pihak pelaksana tidak memiliki atlet KBI kelas 57 kg. Sehingga atlet-atlet di kategori tersebut tak dimainkan.
"Pak Firli bilang katanya tuan rumah tidak punya atlet di kelas itu. Sehingga khusus KBI kelas 57 kg ditiadakan dari PON tahun depan. Ya mau bagaimana lagi," ujarnya.
Mengutip perkataan Eko Firli, Khozin menyebut bahwa untuk aksi protes ke Panpel PON akan sulit membuahkan hasil. Keluhan tersebut baru dapat dipertimbangkan panitia jika terdapat 3-4 provinsi yang memohonkan agar KBI kelas 57 kg bisa dimainkan.
"Sulit sekali untuk bisa tembus ke sana. Pak Firli juga mengakui kalau Pengprov pun rugi atas kebijakan mereka. Tapi mau bagaimana lagi, tuan rumah tidak punya atlet kok," terangnya.
BACA JUGA:Tak Kapok Masuk Sel 12 Kali, Copet Asal Wonosobo Dikurung Lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres