Antisipasi Upwelling di Wonosobo, Dispaperkan Beri Imbauan
JARING. Karamba jaring apung ikan nila di Waduk Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. -ISTIMEWA-MAGELANG EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Wonosobo antisipasi terjadinya fenomena upwelling yang akan berakibat pada penurunan jumlah produksi ikan karena mati mendadak, seperti yang pernah terjadi di Waduk Wadaslintang pada tahun 2019 silam.
Kepala Bidang Perikanan Dispaperkan, Faridah Hidayati mengimbau kepada petani pembudidaya ikan untuk tidak memberikan pakan selama masih pancaroba, atau pergantian musim dari kemarau panjang ke musim hujan.
"Sementara jangan kasih pakan dulu. Karena dampak dari pergantian musim, upwelling ini bisa terjadi. Akhirnya berbagai sisa kandungan pakan yang mengendap di tanah keluar, khawatir ikan-ikan ini keracunan," imbaunya, Selasa (12/12).
BACA JUGA:PSIW Berpeluang Kecil Lolos ke Babak 8 Besar
Meskipun upwelling kerap ditemukan pada saat pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau, namun menurut Faridah Hidayati fenomena tersebut bisa saja terjadi saat ini, yaitu pancaroba dari musim kemarau panjang menuju musim hujan dengan intensitas yang tak biasa.
"Upwelling bisa saja terjadi di setiap pergantian musim. Oleh karena itu pelaku budidaya ini perlu menggali cara-cara mitigasi, karena kejadian tersebut pernah ada di Waduk Wadaslintang sehingga bisa jadi pelajaran," katanya.
Kata Faridah, dengan berhenti memberikan pakan kepada ikan nantinya diharapkan bisa mencegah kematian mendadak secara massal.
"Saran saya berhenti kasih makan dulu. Takutnya nanti tidak kemakan, justru malah kandungan racun yang muncul dari dasar waduk yang dikonsumsi ikan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala Dispaperkan Wonosobo Dwiyama menyampaikan, selain antisipasi terhadap adanya upwelling, para pembudidaya ikan harus lebih hati-hati saat melakukan pemeliharaan ketika intensitas hujan tinggi.
BACA JUGA:Revitalisasi Dieng Belum Usai, Pemkab Wonosobo Pastikan Nataru Tetap Padat Pengunjung
Khususnya bagi pembudidaya ikan nila yang notabene jumlahnya lebih banyak ketimbang komoditas ikan lainnya. Sementara ikan nila disebut cukup rawan mengalami stress karena pergantian cuaca.
"Ikan nila kan mudah stress, ini perlu dimitigasi juga. Petani atau peternak ikan perlu jaga-jaga karena ini kan curah hujannya tinggi setelah kemarau panjang kemarin kan," kata Dwiyama.
Kemudian tingkat konsentrasi hujan tinggi juga dapat menyerang keselamatan ikan, di mana baru-baru ini luapan volume sungai di Wonosobo belakangan naik. Akibatnya, banjir bandang yang akan mengancam ikan.
"Para pembudidaya ikan selain di waduk, misalnya petak kolam yang terletak berdekatan dengan sungai, ini juga harus waspada. Kejadian banjir bandang juga bisa mempengaruhi penurunan produksi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres