Serapan Pupuk Subsidi di Wonosobo Masih Jauh, Dinas Terkait akan Dipanggil

Serapan Pupuk Subsidi di Wonosobo Masih Jauh, Dinas Terkait akan Dipanggil

WAWANCARA. Kabag Perekonomian Setda Wonosobo, Joko Widodo saat diwawancara, Kamis (14/12). -Mohammad Mukarom magelangekspres-MAGELANG EKSPRES

WONOSOBO , MAGELANGEKSPRES- Dispaperkan Wonosobo sebelumnya mengungkapkan stok pupuk subsidi daerah tak pernah kekurangan. Termasuk, stok untuk tahun 2023 ini.

Melimpahnya jumlah pupuk tersebut salah satunya dikarenakan serapannya hanya sampai 60 persen.

Menanggapi hal itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian di Sekretariat Daerah (Setda) Wonosobo, Joko Widodo mengatakan pihaknya akan segera panggil jajaran dinas terkait untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut.

BACA JUGA:Serapan Pupuk Subsidi di Wonosobo Baru 60 Persen

"Kita akan panggil dinas terkait, tentunya untuk mengevaluasi serta mencari solusi supaya serapan pupuk subsidi ini bisa lebih dari itu," kata Joko Widodo ketika ditemui, Kamis (14/12) siang.

Joko membeberkan, serapan pupuk masih sangat rendah karena terdapat berbagai kendala teknis di lapangan. Misalnya, syarat penebusan pupuk masih tak sesuai dengan kebutuhan petani.

"Pupuk itu bisa ditebus pakai kartu tani, minimal kan 50kg. Tapi kadang petani hanya butuh di bawah jumlah itu, misal hanya butuh 20kg. Dan itu tidak bisa, petani mau tidak mau harus tebus 50kg," jelasnya.

Kondisi demikianlah yang memicu kurang adanya penebusan pupuk baik yang urea ataupun NPK oleh petani ke kios. Karena jika petani hanya membutuhkan pupuk kurang dari 50kg, praktis mereka terpaksa harus tebus pupuknya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

BACA JUGA:Akibat Rem Blong, Dua Truk Terlibat Laka di Kertek Wonosobo

"Ukuran pupuk 50 kg itu sudah dalam 1 karung, nah petani tidak bisa buka karung itu hanya untuk menebus di bawah 50 kg. Jadi otomatis biaya yang harus dikeluarkan ya bertambah, dan petani keberatan untuk itu," terangnya.

Tak hanya soal mekanisme pencairan pupuk yang menjadi penyebab rendahnya daya serap di kios, melainkan juga dikarenakan sejumlah petani beralih ke penanaman komoditas lainnya.

"Mungkin ada juga petani sudah ganti tanaman, padahal waktu pengajuan pupuk harusnya ditanami cabai, tapi kemudin petani justru beralih ke komoditas lain. Nah ini juga jadi kendala," tandasnya.

Joko Widodo menyampaikannya, dirinya akan segera merapatkan barisan bersama pihak Dispaperkan. Terutama untuk menindaklanjuti persoalan serapan pupuk subsidi yang terpantau masih minim.

Sebelumnya Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Wonosobo, Dwiyama SB mengungkapkan bahwa serapan pupuk masih 60 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres