Prihatin! Kasus Penyebaran HIV Aids Ibu ke Anak di Wonosobo

Prihatin! Kasus Penyebaran HIV Aids Ibu ke Anak di Wonosobo

HARI IBU. Peringatan Hari Ibu di Pendopo Bupati Wonosobo, Kamis (21/12).-Mohammad Mukarom magelangekspres-MAGELANG EKSPRES

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Spesial peringatan ke-95 Hari Ibu, disinggung soal sebaran HIV Aids melalui perinatal di daerah. Berdasar laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonosobo, akumulasi data temuan dari tahun 2004 - Triwulan III tahun 2023, sebarannya lewat perinatal, penasun, homoseksual, dan heteroseksual.

Untuk HIV Aids yang ditularkan dari ibu ke anak terpantau sebanyak 32 temuan kasus yang terdeteksi. Penularan lewat perinatal hingga 2,92 persen, lebih tinggi dari penularan melalui pengguna napza suntik (penasun), sebanyak 20 kasus atau 1,83 persen.

Hal tersebut mendapat respons dari Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno, saat diwawancara di Pendopo Bupati, Kamis (21/12).

BACA JUGA:Serumah Berbeda-beda Keyakinan, Namun Tetap Harmonis di Wonosobo

"Saya turut prihatin atas penyebaran virusnya dari ibu ke anak. Saya berharap para ibu ini bisa sabar, rutin minum obat, sehingga angka penularannya turun bahkan harapannya tidak muncul lagi di Wonosobo," kata Dyah dalam wawancara doorstop.

Kemudian terbanyak ditimbulkan oleh hubungan intim, sebanyak 309 kasus tularan dari homoseks atau setara 28,22 persen, dan 734 kasus melalui hubungan heteroseksual atau 67,03 persen.

"Kita di Wonosobo ini tugasnya ada di pernikahan dini, stunting, kemiskinan, dan macam-macam. Untuk kasus ini, program kita ada di Genre, salah satunya adalah cegahan seks bebas, ya khawatirnya ada virus ini," katanya.

Dyah Retno yang sekaligus menjabat sebagai Ketua PKK Kabupaten Wonosobo itu juga menyampaikan, dalam menangani kasus HIV Aids perlu peran banyak pihak, termasuk organisasi yang berada di naungan DPPKBPPPA, seperti Duta Genre, Forkos, dan lain-lain.

BACA JUGA:VIRAL! Pasar Malam di Unsiq, Bayar Parkir Lebihi Ketentuan

"Kita perlu bersama-sama untuk persoalan ini. Kalau di remaja ada Genre, anak ada Forkos, ibu dan perempuan ada PKK, dan seterusnya," ujar Dyah.

Dalam momentum spesial Hari Ibu tahun ini, Dyah juga menekankan kepada seluruh perempuan dan setiap ibu, agar tetap waspada.

Cek kesehatan sebelum menikah juga diperlukan, untuk mendeteksi dini dan dapat mencegah sebaran HIV Aids.

Menurut Dyah, upaya refleksi Hari Ibu dapat dimulai dengan kesadaran seorang perempuan. Baginya, seseorang dipanggil ibu tak hanya yang melahirkan anak secara biologis, namun juga yang melahirkan pemikiran kepada bangsa.

"Bicara ibu maka bicara perempuan. Di era sekarang perempuan sudah seharusnya bangkit, tidak hanya cenderung beraktivitas di dapur saja, tapi juga banyak hal. Karena kita tahu, ada upaya penyetaraan gender di sini," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres