Terjerat Kasus Skandal Manipulasi Uji Keselamatan, Bagaimana Nasib 9.000 Karyawan Daihatsu di Indonesia?

Terjerat Kasus Skandal Manipulasi Uji Keselamatan, Bagaimana Nasib 9.000 Karyawan Daihatsu di Indonesia?

Uji keselamatan Daihatsu-YouTube-ASEAN NCAP

MAGELANGEKSPRES -- Daihatsu, salah satu perusahaan otomotif terkemuka dari Jepang, sedang menghadapi tuduhan skandal manipulasi pengujian keselamatan selama 30 tahun.

Skandal ini pastinya akan mengguncang industri otomotif internasional dan berdampak signifikan.

Pemberhentian produksi domestik, termasuk yang diproduksi atas nama Toyota, merupakan pukulan berat bagi kedua perusahaan otomotif asal Jepang tersebut, yaitu Daihatsu dan Toyota.

BACA JUGA:Gokil! Honda Supra X 125 Matic 2024 Iritnya Luar Biasa, Harganya Rp2 Juta Lebih Murah dari Honda BeAT Loh

Dalam pengakuan mereka, pihak Daihatsu mengakui telah melakukan manipulasi dalam pengujian keselamatan sejak tahun 1989, dan jumlah kasus yang terjadi meningkat pada tahun 2014.

Dengan dihentikannya produksi, tentu akan berdampak pada sekitar 9.000 karyawan yang bekerja di bagian produksi dalam negeri.

Ini berarti bahwa banyak pekerja akan kehilangan pekerjaan mereka dan menghadapi kesulitan ekonomi.

BACA JUGA:Honda Scoopy Punya Warna Baru Nih, Diprediksi Jadi Best Seller di 2024, Bisakah Rebut Posisi Yamaha Fazzio?

Berikut ini adalah lima fakta utama mengenai skandal manipulasi pengujian keselamatan Daihatsu yang digabungkan dari berbagai sumber.

5 Fakta Skandal Manipulasi pengujian keselamatan daihatsu

1. Pemalsuan Uji Keselamatan Sejak Tahun 1989

Skandal pemalsuan ini dimulai dengan pengakuan dari Daihatsu bahwa mereka telah melakukan manipulasi pada tes keselamatan sejak tahun 1989, atau lebih dari 30 tahun yang lalu.

Manipulasi ini melibatkan pengujian tabrakan dan telah dilakukan pada lebih dari 64 model, termasuk beberapa model yang dijual dengan merek dan nama Toyota.

BACA JUGA:Ini Transformasi Daihatsu Ayla Generasi Pertama Sampai Terbaru 2024 Berikut Harga Jualnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: