74 Gedung dan 218 Jiwa Terdampak Angin Ribut di Wonosobo
DAMPAK ANGIN RIBUT. Kondisi pemukiman di Desa Pecekelan Kecamatan Sapuran usai diterjang angin kencang dan pohon tumbang, Rabu (10/1) sore kemarin.-Mohammad Mukarom magelangekspres-MAGELANG EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Insiden angin puting beliung yang terjadi di Desa Pecekelan, Kecamatan Sapuran, Wonosobo pada Rabu (10/1), mengakibatkan sebanyak 74 gedung rusak dan terdapat hingga 218 jiwa terkena dampaknya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Wonosobo, Dudy Wardoyo mengatakan, bencana tersebut mulai muncul usai curah hujan begitu deras di Desa Pecekelan. Namun tidak hanya hujan besar, angin kencang pun ikut beriringan menerjang warga setempat.
Kemudian sekira pukul 14.30 WIB, angin terasa kencang dan menumbangkan pohon-pohon besar serta menimpa pemukiman penduduk. Selain itu, atap-atap rumah melayang dan sebagian gedung-gedung rusak ringan hingga berat.
BACA JUGA:BPBD Sebut Wonosobo Berstatus Darurat Bencana Alam
"Kerusakannya mulai dari ringan, sedang, hingga rusak berat," kata Dudy Wardoyo, Kamis (11/1).
Dudy mengungkapkan, dari sebanyak 74 gedung terdampak, terdiri dari 71 rumah huni dan 3 bangunan fasilitas umum, di antaranya TPQ An-Naja Simanis, Mushola Al-Amin, dan Puskesmas Sapuran.
"41 rumah rusak ringan, 21 rumah sedang, 9 rumah rusak berat, dan 3 fasilitas umum rusak sedang," sebutnya.
Namun beruntungnya, tak satupun korban jiwa dalam bencana tersebut. Meski demikian, sejumlah warga telah diungsikan ke kediaman keluarganya masing-masing. Setiap rumah yang mengalami rusak sedang dan berat terdesak membutuhkan material seperti seng, grogol, serta usuk.
BACA JUGA:Intensitas Hujan Tinggi, Dua Bencana Longsor Timpa Wonosobo
"Ketersediaan di gudang BPBD terbatas, sementara anggaran 2024 belum bisa direalisasikan. Kami sudah bikin surat untuk minta petunjuk dari Bapak Bupati," ujarnya.
Sebagai upaya pelayanan masyarakat, BPBD sudah mendirikan posko siaga bencana di Dusun Kliwonan, Desa Pecekelan. Tak hanya sebagai pusat informasi kesiagaan bencana, di posko tersebut juga sebagai tempat penyediaan logistik berupa makanan untuk seluruh korban terdampak bencana.
Dudy Wardoyo mengimbau kepada masyarakat, agar tetap waspada terhadap curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini. Terutama bagi warga yang tinggal di kawasan pegunungan, supaya bisa berjaga-jaga terhadap potensi bencana alam.
BACA JUGA:VIRAL! Penampakan Bukit Menjulang Dekat Candi Borobudur Magelang Ternyata Sampah
"Imbauan ini juga seperti yang disampaikan BMKG, bahwa masyarakat harus waspada karena intensitas hujan. Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang," tandasnya. (mg7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres