Masjid Tertua di Magelang, Masjid Baitul Muttaqin Trasan Diarsiteki Para Wali Kerajaan Demak

Dari ke-16 tiang itu, empat di antaranya merupakan tiang utama atau saka guru dengan tinggi sekitar 7-8 meter. Sementara 12 tiang lainnya berketinggian sekitar 2,5 meter. 

Pramono mengungkapkan, cara membuat masing-masing tiang menyatu, arsitek masjid memasang kayu dudur ganda. Arsitektur semacam ini juga yang diterapkan untuk membangun Masjid Agung Demak.

"Susunan tiang penyangga atau saka ini membentuk bilik. Nah, seitap bilik punya nama sendiri-sendiri," ujarnya.

BACA JUGA:Mushola Sablongan, Rumah Ibadah Tertua di Magelang Berdiri sekitar 1900-an

Pramono menjelaskan, konon nama Desa Trasan juga diambil dari petinggi Kerajaan Demak.

Trasan sendiri adalah pemakanaan Terusan Demak. Atau dalam istilah lain serambi Demak.

Hal ini karena Masjid Jami Baitul Muttaqin Trasan berasal dari Demak atau dipengaruhi gaya Masjid Agung Demak.

BACA JUGA:Masjid Langgar Agung Magelang, Konon Pangeran Diponegoro Pernah Mujahadah Di Sini!

Meski sudah berusia ratusan tahun, namun masjid ini tetap berdiri kokoh. Pada tahun 1996, masjid memperluas area masjid ini dengan menutup kolam di depan masjid.

Selain itu, serambi kayu juga diganti dengan model bangunan zaman sekarang.

Renovasi juga dilakukan lagi pada tahun 2019 lalu. Meski demikian bentuk asli yang menjadi ciri khas masjid tetap mempertahankan nilai sejarahnya.

Masjid Baitul Muttaqin Trasan sudah menjadi tempat ibadah dan sekaligus pusat penyebaran agama Islam selama ratusan tahun di Magelang.

BACA JUGA:Sudah Berusia 3 Abad, Ini Sejarah Masjid Agung Magelang yang Pernah Menjadi Markas Perang

Tidak hanya itu, ada tradisi khusus bila memasuki bulan Ramadan di Masjid Jami Baitul Muttaqin Trasan.

Setiap tanggal 21 Ramadan, maka orang dari berbagai daerah akan datang ke kompleks masjid tersebut, untuk mengikuti kegiatan keagamaan.

Sumber: magelang ekspres