Pemimpin Dunia Beri Selamat Kemenangan Prabowo-Gibran, Pengamat: Bukti Legitimasi Pilpres 2024
Belasan Pemimpin Negara Serentak Sambut Kemenangan Prabowo-Gibran, Pengamat: Bukti Legitimasi Pilpres 2024 -Istimewa-Magelang Ekspres
JAKARTA, MAGELANGEKSPRES -- Sejumlah pemimpin negara dari berbagai belahan dunia memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto atas keunggulannya dalam hitung suara sementara pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Melihat pemberitaan media global, Prabowo hingga saat ini telah menerima ucapan selamat dari 15 pemimpin negara.
Beberapa di antaranya adalah Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, Presiden Uni Arab Emirat (UAE) Mohammed Bin Zayed, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Malaysia Anwar Ibrahim.
BACA JUGA:Jokowi Puji Prabowo Berhasil Padukan Antara Pertahanan Kesehatan dan Ketahanan Kesehatan
Kemudian, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, PM Albania Edi Rama, Presiden Timor Leste José Ramos-Horta, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM India Narendra Modi, PM Inggris Rishi Sunak, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping melalui Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang, Presiden Filipina Bongbong Marcos, Presiden Nikaragua Daniel Ortega.
Para pemimpin tersebut memberikan ucapan selamat kepada Prabowo baik melalui telepon maupun surat.
Menurut Ishaq Rahman, seorang Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Hasanuddin Makassar, ucapan tersebut merupakan bentuk pengakuan dari dunia internasional terhadap kemenangan pasangan calon nomor urut 02, yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
“Lazim dalam tata pergaulan antarnegara, para kepala negara yang memberi ucapan selamat kepada paslon 02 yang unggul. Mereka meyakini bahwa Paslon 02 Prabowo - Gibran akan memenangkan real count dan juga yakin akan dilantik sebagai presiden nantinya,” ujar Ishaq, Senin, 26 Februari 2024.
“Keyakinan tersebut mungkin berasal dari hasil analisis mereka terhadap sistem politik di Indonesia,” imbuhnya.
Menurut Ishaq, meskipun KPU masih melakukan penghitungan dan belum mengumumkan secara resmi, pengakuan dari negara luar dapat meningkatkan legitimasi presiden terpilih, meskipun masih ada dinamika di dalam negeri.
Ia menyebut ada tiga aspek legitimasi dari hasil Pemilu 2024, yaitu legitimasi hukum, politik, dan sosiologis.
“Sistem kerja KPU tetap berbasis pada aturan. Maka, apapun nanti hasilnya, KPU memiliki legitimasi hukum yang bersifat kuat,” tegasnya.
Selain itu, menurut Ishaq, meskipun kandidat yang kalah dan partai politik belum mengakui kemenangan Prabowo-Gibran secara politik dengan mengambil langkah-langkah seperti hak angket untuk membatalkan hasil pemilu, namun pada akhirnya mereka akan patuh terhadap keputusan hukum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres