Lonjakan Inflasi Wonosobo Capai 3,8 Persen, Ini Strategi Pemkab untuk Menekannya
PANGAN. Kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kecamatan Mojotengah Wonosobo-istimewa-Magelang Ekspres
Joko menuturkan, mahalnya beras dikarenakan masa tanam padi mundur, kemudian juga faktor kontur topografi. Selain itu, daya beli masyarakat pun agaknya rendah.
"Tetapi yang agak sedikit kurang itu di beras. Karena dari masa tanam mundur, kemudian kontur topografi, itu kan tidak semua tempat bisa ditanami padi, terus daya beli juga rendah. Sehingga memungkinkan terjadinya inflasi," jelasnya.
BACA JUGA:Pasok Beras Subsidi ke Pasar Wonosobo, Sekda: Jangan Main-main, Harus Tepat Sasaran
Atas dasar persoalan tersebut, PJ Gubernur Jateng, Nana Sudjana menginisiasi program sebagai upaya intervensi stabilisasi pasokan harga pangan. Acara itu dibuka langsung olehnya, melalui aplikasi zoom.
"Di tengah menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri nanti kebutuhan pokok masyarakat bisa terbantu melalui program pemerintah subsidi harga pangan.
Tentunya untuk menyikapi inflasi," dikutip dari sambutan pembuka PJ Gubernur Nana Sudjana.
Lebih lanjut, Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan Dispaperkan Wonosobo, Istiqomah mengatakan, pada kegiatan tersebut setidaknya ada 2 wilayah yang dituju yaitu Kecamatan Mojotengah dan Kecamatan Kepil.
Masyarakat menerima subsidi 3 komoditi pangan, meliputi beras medium dengan tonase masing-masing lokasi hingga sebanyak 5 ton, gula pasir 2 ton, dan telur ayam untuk setiap kecamatan sejumlah 500 kg.
"Kegiatan ini dalam rangka intervensi untuk penanganan kemiskinan ekstrem dan kerawanan pangan," ujar Istiqomah, selaku Kabid Ketahanan Pangan, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Wonosobo.
Kata Istiqomah, melalui subsidi pangan itu membuat harga 3 komoditas dianggap relatif lebih murah dari harga di pasaran.
BACA JUGA:Seorang Kades di Wonosobo Rela Potong Hasil Beras dari Tanah Bengkok untuk Bantu Warga
"Beras disubsidi Rp 62 ribu per 5 kg, telur ayam Rp 27 ribu per kg, sementara harga di pasar Rp 30-31 ribu. Lalu ada gula pasir Rp 15 ribu, sedangkan di pasar Rp 17-18 ribu. Relatif lebih murah," terangnya.
Untuk dapat merasakan manfaatnya, syaratnya masyarakat harus membawa KTP. Akan tetapi yang perlu ditekankan, bahwa ada pembatasan pembelian komoditi bersubdisi yang digelar seharian tadi.
"Karena ketersediaan gerakan pangan murah ini terbatas, maka masyarakat diperbolehkan membeli beras 5 kg, gula 1 kg, dan telur 1 kg," tuturnya.
Ia menambahkan, kegiatan serupa akan dilaksanakan lagi pada 21 Maret 2024 mendatang, bertempat di alun-alun setempat. Tujuannya, agar masyarakat Wonosobo tak kelabakan pada saat akan menghadapi lebaran Idul Fitri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres