Kaji Habeb: Ide Membuat Wayang Mikael Berangkat dari Bayangan
Kaji Habeb dan Wayang Mikael-Hendri Saputra-Magelang Ekspres
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES - Seniman asal Kota Magelang, Kaji Habeb mengaku ide membuat Wayang Mikael berangkat dari shadow art atau seni bayangan.
“Awalnya saya membayangkan kalau bayangan ketika pertunjukan wayang itu bayangannya berwarna bukan bayangan hitam saja, lahirnya wayang Mikael ini di tahun 2006,” ungkapnya.
Pria yang bertempat tinggal di Kramat Selatan Kota Magelang ini menjelaskan bahwa terkait bahan untuk membuat wayang Mikael memiliki hal tersendiri.
BACA JUGA:Tarif Ruko Ngesengan Magelang Naik 6 Kali Lipat, DPRD Minta Pemkot Kaji Ulang
“Mencari bahan untuk wayang ini juga harus melihat beberapa aspek dan saya ketemu mika untuk menjadi dasaran pembuatan wayang,” terang Habeb.
Untuk pengecatan pun, kata Habeb, harus transparan.
Sebab kalau dia tidak transparan ketika disorot lampu tidak akan muncul warna bayangan yang diharapkan.
Kaji Habeb menyebut, Wayang Mikael kalau dari balik layar itu bayangannya tetap berwarna, pementasannya bisa bolak-balik dan tetap berwarna.
Dirinya juga mengatakan, jika alur cerita wayang Mikael ini diceritakan dari Khasanah keislaman.
BACA JUGA:Pedagang Siap Huni Shelter Ngesengan Kota Magelang, Harga Sewa Mulai Rp 5 Juta Begini Syaratnya!
“Ada yang beradaptasi dari buku atau bahkan saya yang mengarang cerita sendiri,” ujar Habeb.
Dirinya memberikan contoh satu naskah yang judulnya “hingga perbatasan hari,” yang diambil dari surat Al Kahfi. Di sana memuat banyak kisah seperti tentang Nabi Musa dan memuat cerita tentang 7 pemuda yang masuk ke dalam Goa.
“Cerita tersebut saya ambil inti sarinya terus saya kembangkan sendiri,” ujarnya.
Habeb mengaku Wayang Mikael ini juga sudah pentas di berbagai kota seperti di Kendal, Solo, Yogyakarta, Rembang dan masih banyak kota lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres