Seniman Wonosobo Lukis Wajah Marsinah di Hari Buruh

Seniman Wonosobo Lukis Wajah Marsinah di Hari Buruh

MELUKIS. Peringati Hari Buruh, Seniman Wonosobo melukis sesosok Marsinah di Alun-alun Kabupaten, Rabu (1/5).-Mohammad Mukarom-Magelang Ekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Sekumpulan orang seniman dari Teater Banyu bersama PC PMII Wonosobo menggelar acara melukis sesosok Marsinah, pada momen peringatan Hari Buruh Internasional.

Dalam lukisannya, tampak wajah Marsinah terpampang dengan ornamen bunga-bunga. Menggambarkan, nafas perjuangan aktivis tahun 90-an ini masih terasa di era reformasi saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Koordinator Acara sekaligus Pegiat Seni Wonosobo, Yono Yoiy, saat diwawancara awak media, pada Rabu (1/5) sore kemarin di Alun-alun Kabupaten.

BACA JUGA:Buruh di Wonosobo Rayakan May Day dengan Touring Bersama

"Kita melukis wajah Marsinah, terus ada bunga juga, itu sebagai simbol kalau perjuangannya masih terasa sampai sekarang. Semangat juangnya terus tumbuh dan mekar," kata Yono Yoiy.

Kegiatan melukis tersebut tidak hanya dilakukan oleh Yono Yoiy dan rekan senimannya saja, melainkan juga disediakan untuk masyarakat umum. Para pengunjung dipersilahkan menggambar apapun untuk mengutarakan ekspresi di Hari Buruh ini.

"Siapapun boleh datang dan memeriahkan acara, ikut melukis juga boleh, melukis apapun," ujarnya.

"Kita juga menggandeng lapak-lapak baca. Jadi, selain melukis bareng, kita juga menyediakan tempat baca buku. Buku berbagai genre ada dan boleh dibaca," tambahnya.

Lebih lanjut, Ketua 2 Bidang Eksternal PC PMII Wonosobo, Hamdan Abror juga mengatakan, kegiatannya itu digelar sebagai salah satu cara merefleksikan diri untuk menyambut momentum Hari Buruh, atau yang biasa disebut dengan May Day.

BACA JUGA:BPBD Wonosobo Akui Keterbatasan Mobil Damkar, Kebakaran Jadi Bencana Prioritas Penanganan

Abror juga memberikan apresiasi kepada para seniman, karena telah memilih sosok Marsinah sebagai tokoh yang dilukis dalam acara tersebut. Dengan begitu, dapat mengingat kembali jasa dan perjuangannya demi hak-hak para buruh di masanya.

"Marsinah merupakan tokoh perempuan yang dulu dikriminalisasi, dibunuh karena sempat menyuarakan hak-hak buruh untuk mendapatkan kelayakan jam kerja maupun upah. Kami sangat mengapresiasi Teater Banyu, karena ini bisa kita jadikan refleksi," tuturnya.

Menurutnya, isu-isu yang menyangkut soal buruh akan terus relevan untuk dipikirkan. Beberapa hal mendasar yang musti dipenuhi, misalnya pemberian upah layak, dan memberikan beban kerja yang tidak berlebihan.

"Saat ini dan seterusnya, sudah selayaknya para buruh mendapatkan hak-haknya dengan baik dan lebih sejahtera," tegas Abror.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres