Sosialisasi di Purworejo, LSF Imbau Pelajar Cerdas Tonton Film Sesuai Usia
Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia memberikan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri kepada para pelajar di Laboratorium Seni SMA Negeri 1 Purworejo, Selasa (7/5).-EKO SUTOPO-MAGELANG EKSPRES
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES -- Para pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Purworejo harus cerdas dalam memilih tontonan, khususnya film. Pasalnya, pada era digitalisasi saat ini film kian mudah diakses dan tidak sedikit di antaranya memiliki batasan usia untuk ditonton.
Bahkan, masih cukup banyak konten film di media sosial yang disisipi muatan negatif dan mengancam ideologi generasi muda.
Hal itu mengemuka dalam Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri yang digelar oleh Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia di Laboratorium Seni SMA Negeri 1 Purworejo, belum lama ini.
Sosiliasi bertajuk ‘Memajukan Budaya, Menonton Sesuai Usia’ diikuti sekitar 100 peserta perwakilan guru dan siswa dari sejumlah SMA/MA/SMK di Purworejo, Dewan Kesenian Purworejo (DKP), serta insan pers.
BACA JUGA:Nilai Spiritualitas Candi Borobudur Ditelisik Mahasiswa UMPW Purworejo
Selama sehari, para peserta mendapatkan berbagai materi dari 2 orang narasumber, yakniNoorca M Masardi, Ketua Sub Komisi Dialog LSF dan FX Onie Suprantiyo Ketua Komite Film DKP.
Secara seremoni, sosialisasi dibuka oleh Bupati Purworejo yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Wasit Diono SSos.
Hadir antara lain Ketua LSF yang diwakili Kuat Prihatin, Ketua Sub Komisi Penelitian dan Pengkajian LSF, Rita Sri Hastuti, Ketua Sub Komisi Publikasi LSF selaku moderator, Nur Aziz SPd MPd, Kepala SMAN 1 Purworejo selaku tuan rumah serta sejumlah tamu undangan lainnya.
BACA JUGA:38 Warga Terima SHM Tanah Pengganti Jalan Mranti dan Karangrejo
Kuat Prihatin, menyebut selain melakukan penyensoran, LSF juga melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait pedoman dan kriteria penyensoran.
"Kemudian terkait sosialisasi agar masyarakat cerdas dalam memilih dan memilah tontonan, kita sebut sebagai sensor mandiri, kita ingin ini menjadi gerakan nasional. Target utamanya anak remaja, sasaran lain, guru dan orang tua," ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, LSF juga sedang intens berdiskusi dengan pusat kurikulum agar pesan sensor mandiri dapat masuk di dalam pembelajaran.
"Misal dimasukkan ke pembelajaran Bahasa Indonesia, kita sisipkan pesan-pesan memilah dan memilih tontonan. Sehingga nanti menjadi kebiasaan, bisa dipahami dan dilakukan oleh kita semua," katanya.
BACA JUGA:658 Jamaah Calon Haji Purworejo Dilepas, Bupati Pesan Jaga Kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres