Pedagang Lansia di Pasar Rejowinangun Kota Magelang Khawatir dengan Sistem Digitalisasi Pembayaran Retribusi

Pedagang Lansia di Pasar Rejowinangun Kota Magelang Khawatir dengan Sistem Digitalisasi Pembayaran Retribusi

Pembeli sedang berbelanja sayuran di salah satu kios Pasar Rejowinangun Kota Magelang.-Haryas Prabawanti-Magelang Ekspres

MAGELANG, MAGELANG EKSPRES - Pedagang lanjut usia (lansia) di Pasar Rejowinangun khawatir dengan perubahan digitalisasi pembayaran retribusi yang akan mulai dilakukan melalui program Serambi Pasar atau aplikasi lainnya.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Serambi Pasar adalah program DPPKUM untuk membentuk pengaturan proporsional terhadap penempatan pedagang pasar dan meningkatkan PAD yang dilakukan dengan digitalisasi melalui virtual account.

Serambi Pasar juga menjadi implementasi nyata proyek perubahan terkait tata kelola administrasi dan pelayanan pasar dan perbaikan secara fisik yang sifatnya mendesak.

BACA JUGA:Geliat Pedagang Awul-Awul di Pasar Rejowinangun, Tetap Eksis di Tengah Larangan Thrifting

"Kami bukan tidak mau bayar, tetapi takutnya nanti kerepotan, karena pakai handphone saja jarang," kata Yatmini (70) saat ditemui Magelang Ekspres, Rabu 7 Juli 2024.

Pedagang rempah-rempah yang sudah lebih dari 40 tahun berjualan di Pasar Rejowinangun itu menuturkan, jika memang sistem pembayarannya akan diubah menjadi digital, ia harus meminta tolong pedagang lain atau kerabatnya untuk membayar.

Sebab, selama berjualan, ia tidak didampingi siapapun, sehingga semua keperluan dilakukannya sendiri.

"Anak-anak sudah merantau, di luar kota semua, biasanya ada mantri yang keliling, saya tinggal bayar saja," kata Yatmini.

Tiap bulan, Yatmini membayar Rp20.000 untuk biaya retribusi lapak tempatnya berdagang.

Meski demikian, Yatmini tetap mendukung jika Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang melakukan pembenahan atau digitalisasi di Pasar Rejowinangun.

BACA JUGA:Pedagang Pasar Rejowinangun Kota Magelang Sebut Belum Terima Sosialisasi Program Serambi Pasar

"Orang tua selalu mendukung yang terbaik, meskipun kami sendiri ragu-ragu bisa mengikuti zamannya atau tidak, tapi kalau yang muda harus mengikuti kami, kasihan juga, nanti tidak berkembang," bebernya.

Hal senada juga disampaikan Ratminah (75) pedagang lansia yang sehari-hari berjualan tape ketan di Pasar Rejowinangun.

Ratminah mengatakan, jika proses digitalisasi dan pembayaran melalui virtual account sudah diberlakukan, ia akan meminta tolong pedagang lain untuk membayarkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres