Petani Temanggung Bersyukur, Harga Kopi Naik 200 Persen, Cek Besarannya

Petani Temanggung Bersyukur, Harga Kopi Naik 200 Persen, Cek Besarannya

PETIK. Salah satu petani sedang memetik kopi di Kecamatan Gemawang.-Setyo Wuwuh-Magelang Ekspres

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES - Panen raya kopi tahun ini menjadi keberuntungan bagi petani kopi di wilayah Kecamatan Gemawang dan penghasil kopi lainnya di Temanggung. Selain harganya yang tinggi, hasil panen juga meningkat 30 persen dari tahun sebelumnya.

Musiran salah satu petani kopi di Desa/Kecamatan Gemawang menuturkan, petani kopi, terutama kopi robusta di wilayahnya mendapatkan untung berlipat, karena harga jual kopi tahun ini naik lebih dari 200 persen dari tahun-tahun sebelumnya.

"Untungnya dobel, selain harga jualnya yang sedang tinggi, panen tahun ini diperkirakan naik 30 persen dari tahun sebelumnya," tuturnya Selasa 9 Juli 2024.

BACA JUGA: Festival Petik Kopi di Temanggung, Petani Diminta Tingkatkan Kualitas

Ia menuturkan, harga jual kopi robusta kering (oce) saat ini berkisar antara Rp73.000 hingga Rp85.000 per kilogram. Harga ini naik hingga 200 persen jika dibandingkan dengan harga jual kopi di tahun 2021-2022 lalu yang hanya berkisar diantara Rp22.500 hingga Rp27.500 per kilogram.

Menurutnya, harga jual kopi sangat ditentukan oleh kualitas kopi itu sendiri. Jika kopi petik campur atau sering disebut dengan kopi kualitas asalan harga jual Rp73.000.

Namun, jika petiknya sudah merah semua maka harga bisa di atas Rp80.000 per kilogram.

"Harga tersebut belum disortir, kalau sudah disortir, yang jelek dan pecah sudah dipisah maka harga bisa lebih dari itu," jelasnya.

BACA JUGA:Petani Temanggung Berharap Harga Kopi Bertahan Tinggi, Jelang Panen Raya Kopi 2024

Dijelaskan, meningkatnya kualitas kopi memang tidak hanya tergantung dari proses paska panen saja, namun juga sangat tergantung dari perawatan dan pemilihan benih kopi yang teliti, sehingga selain kualitas juga akan meningkatkan kuantitas saat panen raya.

Ia menyampaikan, selama ini petani kopi robusta di wilayahnya sudah mulai memperhatikan budidaya, dengan budidaya dan pemilihan benih yang bagus maka akan berimbas pada kualitas dan kuantitas kopi.

"Alhamdulillah dengan budidaya yang sudah kami lakukan dengan baik, perkiraan tahun ini ada peningkatan produksi sampai dengan 30 persen," jelasnya.

Ia mencontohkan, dengan budidaya yang baik maka dalam satu pohon kopi bisa menghasilkan sebanyak 10 kilogram kopi basah (kopi gelondong). Bahkan bisa lebih manakala kondisi tanah, perawatan dan pemupukan dilakukan secara berkelanjutan.

"Kalau satu hektar bisa menghasilkan antara 2 sampai 3 ton biji kopi kering," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres