Menjadi Manusia Berkah, Kuncinya Belajar Ilmu Agama dan Cerdas Menentukan Prioritas
Menjadi Manusia Berkah, Kuncinya Belajar Ilmu Agama dan Cerdas Menentukan Prioritas--
Kita tidak diminta untuk memberikan semua bentuk kebaikan kepada orang lain. Sebab, kita tidak memiliki semua potensi yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Maka Islam mengarahkan kepada kita untuk memberikan manfaat bagi orang lain, sesuai potensi yang kita miliki.
Misalnya, orang yang memiliki jabatan bisa memberikan manfaat bagi umat Islam dengan jabatannya.
Mereka yang diberi kelebihan harta bisa memberikan manfaat dengan kelebihan hartanya.
Sebagaimana mereka yang diberi pemahaman ilmu maka bisa memberikan manfaat dengan ilmunya.
Tidak ada manusia yang sempurna. Memiliki semua potensi yang bermanfat bagi orang lain. Maka hendaklah kita bisa memanfaatkan potensi yang kita miliki agar bermanfaat bagi orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَه
Beramal-lah, karena setiap jiwa itu dimudahkan sesuai tujuan penciptaannya. (HR. Bukhari 4949 & Muslim 6903)
Semua manusia diarahkan untuk beramal sesuai dengan ujung hidupnya. Orang yang mendapat kebahagiaan di ujung hidupnya, akan dimudahkan untuk melakukan amal yang mengantarkannya kepada kebahagiaan. Dan sebaliknya.
Imam Malik pernah mendapatkan sepucuk surat dari kawannya, Abdullah al-Umari, orang yang sangat rajin beribadah.
Dalam surat itu, kawannnya mengajak Imam Malik agar jangan berlebihan duduk mengajar hadis di Madinah, tapi hendaknya menyendiri dalam rangka banyak beribadah.
Kemudian Imam Malik memberikan jawaban dengan pernyataan yang cukup menekan,
"Sesungguhnya Allah –Ta’ala- telah membagi amal untuk para hamba-Nya, sebagaimana Allah membagi rizki. Ada banyak orang yang dimudahkan untuk melakukan amal shalat, namun dia tidak dimudahkan untuk puasa. Ada juga yang dimudahkan dalam bersedekah, namun tidak dimudahkan untuk amal puasa. Ada yang dimudahkan untuk jihad, namun tidak dimudahkan untuk shalat. Dan menyebarkan ilmu serta mengajarkannya, termasuk amal kebaikan yang paling afdhal.
Dan saya telah ridha dengan kemudahan amal yang diberika oleh Allah kepadaku. Dan aku tidak menganggap bahwa amal yang saat ini saya tekuni, lebih rendah tingkatannya dibandingkan amal yang sedang kamu jalani (berjihad). Dan saya berharap, masing-masing kita berada dalam kebaikan. Dan wajib bagi kita untuk ridha dengan pembagian amal yang telah ditetapkan oleh Allah. was salam… (at-Tamhid, Syarh Muwatha’, 7/185)
Belajar Ilmu Agama agar Hidup Berkah
Islam menghargai semua kelebihan manusia, namun kelebihan baru akan dipahami bagi orang yang paham syariat dan ilmu agama. Maka betapa pentingnya belajar ilmu agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: