Festival Lima Gunung XXII/2024: Wolak-Waliking Zaman, Refleksi Seni dan Budaya di Kaki Merapi

Festival Lima Gunung XXII/2024: Wolak-Waliking Zaman, Refleksi Seni dan Budaya di Kaki Merapi

Komunitas Lima Gunung (KLG) Kabupaten Magelang kembali menggelar Festival Lima Gunung XXIII/2024-HENI AGUSNINGTYAS-MAGELANG EKSPRES

PAKIS, MAGELANGEKSPRES.COM Komunitas Lima Gunung (KLG) Kabupaten Magelang kembali menggelar Festival Lima Gunung XXIII/2024.

Ketua KLG Sujono menyebut puncak acara itu berlangsung selama 25-29 September 2024 di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Rangkaian festival dimulai pada Selasa (17/9) di Dusun Warangan berupa konferensi pers dan pementasan tarian. Lalu pada Jumat (20/9) di Studio Mendut, Kelurahan Mendut, Kecamatan Mungkid berupa diskusi "Manuskrip Merapi-Merbabu".

Sedangkan pada Minggu (22/9) di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, berupa pementasan wayang kulit "Kumbokarna Mlebu Swarga". 

BACA JUGA:Grengseng-Sahid Bakal Siapkan Program Beasiswa dan Peningkatan Petani di Kabupaten Magelang

Dijelaskan, masyarakat Keron sejak dua bulan lalu menyiapkan berbagai keperluan sebagai tuan rumah festival, antara lain membuat panggung, menyiapkan lokasi acara, membuat karya instalasi seni desa, rumah-rumah warga untuk transit para pementas dan menginap tamu festival.

"Instalasi senin panggung menampilkan seni rupa tentang aneka serangga. Sebagai simbol kekhasan seniman petani Keron," terang Sujono.

Sedikitnya 120-an kelompok kesenian dengan total 2.000-an personel tercatat melakukan pementasan pada Festival Lima Gunung 2024 yang tahun ini mengusung tema "Wolak-Waliking Jaman Kelakone".

BACA JUGA:Hati-hati dengan Hadis Palsu di Medsos, Jangan Ikut Menyebarkan Berita Dusta atas Nama Rasulullah!

Mereka berasal dari grup-grup kesenian KLG, grup kesenian dari desa-desa di Magelang, dan sejumlah lainnya dari luar daerah setempat, beberapa kota besar, serta luar negeri.

Berbagai acara dihadirkan dalam festival, antara lain pementasan tari tradisional, modern, dan kontemporer, musik, kolaborasi seni, kirab budaya, pidato kebudayaan, performa seni, pantomim, teater, pameran foto, dan wayang orang.

Sejumlah seniman perupa membuat karya seni lukis secara "on the spot" di empat titik arena festival.

BACA JUGA:SMKN 1 Windusari Gelar Pengajian Maulid Nabi Muhammad

Sujono mengatakan tema festival tahun ini sebagai refleksi warga komunitas atas peristiwa aktual dihadapi masyarakat akhir-akhir ini dan pancaran proyeksi nilai-nilai untuk harapan lebih baik atas masa depan kehidupan manusia dan kondisi sosial lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres