Tawakkal yang Keliru : Sudah Usaha tapi Tidak Menyandarkan Hati pada Allah

Tawakkal yang Keliru : Sudah Usaha tapi Tidak Menyandarkan Hati pada Allah

Tawakkal yang Keliru : Sudah Usaha tapi Tidak Menyandarkan Hati pada Allah--

MAGELANG EKSPRES-Cara merealisasikan tawakkal yang benar harus terpenuhi dua unsur yakni :

1. Bersandarnya hati pada Allah

2. Melakukan usaha

Tidak sebagaimana anggapan sebagian orang yang menyangka bahwa tawakkal hanyalah menyandarkan hati pada Allah, tanpa melakukan usaha atau melakukan usaha namun tidak maksimal. Tawakkal tidaklah demikian.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah menuturkan, “Dalam merealisasikan tawakkal tidaklah menafikan melakukan usaha dengan melakukan berbagai sebab yang Allah Ta’ala tentukan.

BACA JUGA:Tawakkal yang Benar : Menyadarkan Hati pada Allah dan Berusaha Maksimal

Mengambil sunnah ini sudah menjadi sunnatullah (ketetapan Allah yang mesti dijalankan). Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan usaha disertai dengan bertawakkal pada-Nya,”

Kata Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah, “Usaha dengan anggota badan dalam melakukan sebab adalah suatu bentuk ketaatan pada Allah. Sedangkan bersandarnya hati pada Allah adalah termasuk keimanan.”

Meski begitu masih ada umat Islam yang keliru dalam merealisasikan tawakkal dalam kehidupan. Berikut beberapa bentuk tawakkal yang dipahami keliru oleh sebagian umat Muslim :

Pertama : Menyandarkan hati pada Allah, namun tidak melakukan usaha dan mencari sebab. Perilaku semacam ini berarti mencela sunnatullah.

Kedua : Melakukan usaha, namun enggan menyandarkan diri pada Allah dan menyandarkan diri pada sebab. Hal itu termasuk syirik kecil. Seperti memakai jimat, agar dilancarkan dalam urusan atau bisnis.

Ketiga : Sebab yang dilakukan adalah sebab yang haram, maka ini termasuk keharaman. Misalnya, meraih dengan cara mencuri, menipu bahkan korupsi.

Keempat : Meyakini bahwa sebab tersebut memiliki kekuatan sendiri dalam menentukan hasil. Hal itu termasuk syirik akbar (syirik besar).

Keyakinan semacam ini berarti telah menyatakan adanya pencipta selain Allah. Misalnya, memakai pensil ajaib yang diyakini bisa menentukan jawaban yang benar ketika mengerjakan ujian. Jika diyakini bahwa pensil tersebut yang menentukan hasil, maka ini termasuk syirik akbar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: