Tahun 2024, 1.616 Anak di Kabupaten Magelang Tidak Sekolah
PERTEMUAN. Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Bupati tentang Penanganan Anak Tidak Sekolah, di Balkondes Wringinputih Borobudur.-Heni Agusningtiyas-magelang ekspres
MUNGKID, MAGELANGEKSPRES.COM - Angka anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Magelang terus menurun setiap tahun. Hanya saja, hingga September 2024, tercatat ada 1.616 ATS karena beberapa faktor.
Jumlah ATS terus ada di Kabupaten Magelang meski Pemkab Magelang sudah berupaya maksimal. Terbaru, Pemkab Magelang menggunakan metode humanis kepada masyarakat agar peduli terhadap fenomena ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang, Taufik H Yahya menyebutkan jumlah ATS usia 7-18 tahun di Kabupaten Magelang berubah dari tahun ke tahun.
BACA JUGA:Ruas Jalan Perjiwo Kalikajar Wonosobo Mulus, ATS dan Stunting Harus Mampu Ditekan
Pada 2022 sebanyak 128 anak, tahun 2023 sebanyak 2.058 anak, dan tahun ini sampai September 2024 tercatat sebanyak 1.616 anak .
"Data menjadi kunci untuk penanganan ATS. Dari adanya data yang lengkap maka kemudian dilakukan intervensi," kata Taufik, Kamis (17/10).
Pemerintah Kabupaten Magelang, kata dia, senantiasa melakukan upaya gotong-royong untuk meningkatkan kepedulian terhadap pendidikan. Upaya ini dilakukan melibatkan stakeholders seperti Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) dan lainnya.
Namun ada hal lain yan tak kalah penting. Menurutnya, payung hukum juga punya urgensi.
BACA JUGA:Nyuri Motor Langsung Ganti Plat Nomor, Modus Baru Curanmor Beraksi di Magelang
Rancangan Peraturan Bupati diharapkan bisa segera ditetapkan sehingga pada 2025, penanganan ATS bisa dilakukan lebih cepat, lebih tertata dan terlindungi.
Pendanaan juga diharapkan tidak hanya dari APBD tetapi juga dari pemerintah desa, serta non pemerintah.
"ATS diberikan penanganan agar mereka bisa kembali ke sekolah. Urgensi penanganan ATS ini akan dirasakan pada 25-30 tahun mendatang," paparnya.
Dia menjelaskan, anak-anak usia sekolah saat ini akan menjadi generasi emas pada tahun 2040 sehingga pendidikan sangat penting untuk mereka.
Sementara itu, Ketua KMPP, Eko Triyono mengatakan ATS lebih banyak ditemukan di wilayah perdesaan atau pegunungan. Di kawasan tersebut ATS juga dipengaruhi oleh tradisi di masyarakat sehingga penanganan dilakukan melalui upaya kepedulian terhadap pendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: