Tawassul yang disyariatkan yaitu tawassul yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan wasilah yang benar dan disyariatkan. Yakni dengan mengambil sarana atau perantara yang dapat mengantarkan kepada Allah Ta'ala dengan perantara yang benar, disyariatkan dan dengan cara yang benar. Agar tidak salah maka harus mengetahui tawassul yang disyariatkan seperti apa. Caranya? Kita kembalikan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dan mengetahui penjelasan-penjelasan tentang keduanya.
"Apa saja yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah bahwa itu termasuk wasilah yang disyariatkan maka itu termasuk tawassul yang disyariatkan dan apa saja yang tidak dijelaskan dan ditetapkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah maka itu termasuk dalam kategori اtawassul yang dilarang dalam Islam," jelas dia.
Tawassul yang disyariatkan ada beberapa macam. Dalam kitab Ushulu Al-Iman fi Dhau-il Kitabi wa As-Sunnah, para penulis menyebutkan bahwa :
1. Bertawassul kepada Allah di dalam doa dengan menyebut satu nama di antara nama-nama Allah yang Maha Indah atau menyebutkan dalam doanya satu sifat dari sifat-sifat Allah yang Maha Agung.
Seperti seorang muslim mengucapkan dalam doanya اللّهُـمَّ إِنِّـي أَسْأَلُـكَ بأنك الرحمن الرحيم أن تعافيني ini contoh Tawassul dalam doa dengan menggunakan nama Allah yang Maha Indah.
Seorang muslim mengucapkan dalam doanya, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu, bahwasanya engkau dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Agar engkau memberikan kepadaku kesehatan dan keselamatan."
Ini contoh doa atau Tawassul yang mengandung nama Allah yang Maha Indah.
2. Bertawassul dengan menyebut salah satu sifat di antara sifat-sifat Allah yang Maha Tinggi.
Jika berdoa seorang muslim mengucapkan,
"Aku memohon kepada-Mu ya Allah, dengan perantara rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu.Agar engkau mengampuni dosa-dosaku dan merahmatiku."
Ini contoh berdoa kepada Allah dengan menggunakan sifat-sifat Allah yang Maha Tinggi.
3. Bertawassul dengan nama Allah yang mengandung makna sesuai dengan apa yang dimintanya yaitu berkaitan dengan rezeki, yaitu nama Allah Ar-Razzaq (dzat yang Maha Memberikan Rezeki)
Seperti mengucapkan,
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu dengan perantara nama-Mu yaitu Ar-Razaq (dzat yang Maha Memberi Rizki) agar Engkau menganugerahkan kepadaku rezeki."
Inilah contoh-contoh bertawassul yang disyariatkan. Yakni berdoa kepada Allah Ta'ala dengan menggunakan salah satu nama Allah yang Maha Indah atau salah satu sifat Allah yang Maha Mulia.
Dalilnya adalah firman Allah di dalam surat Al-A'raf ayat 180.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ
"Dan Allah mempunyai nama-nama yang husna (Maha Indah Maha Baik) maka berdoalah kepada Allah dengan menggunakan nama-nama yang indah tersebut."