Di antara yang menunjukkan keadilan Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah :
1. Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memfitrahkan di dalam hati semua manusia bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Rabb mereka dan mereka mengakui bahkan sebelum mereka dilahirkan. (Surat Al-A’rāf: 172)
2. Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus para Rasūl. Untuk mengingatkan kepada manusia dengan fitrah ini dan mengajak mereka untuk berimān dengan hari akhir.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
رُّسُلاً۬ مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةُۢ بَعۡدَ ٱلرُّسُلِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمً۬ا“Para Rasūl yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan supaya tidak ada hujjah bagi manusia atas Allāh Subhānahu wa Ta’āla setelah kedatangan para Rasūl. Dan sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah dzat Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” (QS An-Nisā’: 165)
3. Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menugaskan para Malāikat untuk mencatat semua amalan manusia.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَـٰفِظِينَ (١٠) كِرَامً۬ا كَـٰتِبِينَ (١١)يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ (١٢)“Dan sesungguhnya pada diri kalian ada Malāikat-malāikat yang menjaga atau mengawasi yang mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al-Infithār: 10-12)
Di antara keadilan Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika hisab :
1. Kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Tidak ada manusia yang dizhālimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak dia lakukan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرً۬ا يَرَهُ ۥ (٧) وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ۬ شَرًّ۬ا يَرَهُ ۥ (٨)“Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan seberat Zarrah sekalipun dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat Zarrah sekalipun akan melihatnya.” (QS Az-Zalzalah: 7-8)
2. Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۚ“Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain” (QS Al-An’ām: 164)