WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Jelang puncak HUT ke 199 Kabupaten Wonosobo, Pemkab setempat gelar ritual, pengambilan air suci dari 7 sumber air di 4 penjuru arah angin, beberapa waktu lalu.
Prosesi ini bukan hanya bagian dari perayaan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan budaya dan nilai-nilai spiritual yang telah diwariskan oleh para pendahulu.
Salah satunya Tuk Surodilogo. Surodiogo berada di tengah tengah pegunungan antara Desa Pagerejo dan desa tlogomulyo Kecamatan Kertek, Wonosobo.
BACA JUGA:Jumlah Penari Lengger Capai 1.000 Orang, Bupati Wonosobo Dorong Dirikan Gedung Kesenian
Air yang diambil dari Tuk Surodilogo ini memiliki makna religius dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Wonosobo.
Kepala Disparbud Wonosobo, Agus Wibowo mengemukakan, tradisi pengambilan air di Tuk Surodilogo ini jadi bagian penting dalam rangkaian Hari Jadi ke-199 Kabupaten Wonosobo.
Ritual ini juga mejadi simbol betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia. Apalagi Tuk Surodilogo dimanfaatkan masyarakat Desa Pagerejo untuk kebutuhan sehari-hari.
"Air jadi bagian penting dalam prosesi Hari Jadi Wonosobo dan juga untuk masyarakat. Artinya ini perlu dijaga kelestarian sumbernya. Agar ketersediaan air bisa dimanfaatkan generasi-generasi pada masa depan," ungkapnya.
Ritual ini juga mejadi simbol betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia. Apalagi Tuk Surodilogo dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pagerejo untuk kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA:71 Peserta Ramaikan WNFC 2024 di Wonosobo, Menjadi Event Ikonik
Dipercaya sebagai air yang memancarkan kesucian dan kekuatan. Air ini akan dicampur oleh Bupati dan Wakil Bupati pada malam Birat Sengkolo tanggal 23 Juli 2024.
Prosesi pengambilan air di Tuk Surodilogo dimulai upacara permohonan dari Pemkab yang dipimpin Kadisparbud didampingi Kepala OPD lainnya kepada sesepuh yang juga Kepala Desa Pagerejo Kertek, Nurwadi.
Setelah dilakukan doa, proses pengambilan air dilakukan Kepala Disparbud Wonosobo dengan menuangkan air ke dalam gentong tanah.
Setelah selesai melakukan pengambilan air dari Tuk Surodilogo, rombongan kembali menuju Desa Pagerejo. Khusus di bulan Juli 2024 ini, setelah pengambilan air acara dilanjutkan dengan Nyadran Tenong Sego Golong dan Laku Sikramat.
Lokasi dari prosesi ritual tersebut dilakukan di Makam Sikramat yang ada di Desa Pagerejo.