MAGELANG EKSPRES- Ustadz Firanda Andirja mengingatkan pada umat Muslim yang masih disibukkan dengan media sosial (medsos). "Kalau Anda membuka akun medsos, facebook, twitter, instagram berarti membuka pintu hisab baru. Seharusnya Anda tidak dihisab dari sisi ini tapi karena hal itu Anda bisa dihisab dari sisi ini."
Dan ingat, lanjutnya, semua yang Anda lihat akan dihisab. Semua yang Anda dengar akan dihisab. Semua yang Anda ucapkan akan dihisab.
Semua yang Anda tulis dalam status akan dihisab. Semua yang Anda publish akan dihisab. Semua yang Anda komentari akan dihisab, dicatat.
BACA JUGA:Cara Melembutkan Hati yang Keras, Kata Ustadz Firanda Andirja Beri Makan Orang Miskin
"Meskipun komentarnya sudah dihapus tapi tetap tercatat di dalam catatan malaikat. Hati-hati! Kelak akan ditampakan oleh Allah Ta'ala," ungkapnya.
Hisab Dalam Kaca Mata Akidah
Dalam kaca mata akidah, hisab memiliki dua pengertian :
Pertama, Al-‘Aradh (penampakan dosa dan pengakuan)
Pengertian umum, yaitu seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allah dalam keadaan menampakkan lembaran amalan mereka. Ini mencakup orang yang dimunaqasyah hisabnya dan yang tidak dihisab.
Pemaparan amalan maksiat kaum mukminin kepada mereka, penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain), dan pengampunan Allah atasnya. Hisab demikian ini dinamakan hisab yang ringan (hisab yasir).
Kedua, Munaqasyah (diperiksa secara sungguh-sungguh) dan inilah yang dinamakan hisab (perhitungan) antara kebaikan dan keburukan. (Lihat Mukhtashar Ma’arij Al-Qabul Hafizh al Hakami, diringkas oleh Hisyam Ali ‘Uqdah, Cetakan Ketiga, Tahun 1413 H, hlm. 246)
BACA JUGA:4 Pilihan Bijak Apabila Dizalimi, Ustdadz Firanda Andirja : Yang Paling Baik Memaafkan
Untuk itulah Syaikhul Islam menyatakan bahwa hisab dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara amal kebajikan dan amal keburukan, dan di dalamnya terkandung pengertian munaqasyah. Juga dimaksukan dengan pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya. (Dar’u Ta’arudh Al-‘Aqli wa An-Naqli, Ibnu Taimiyyah, Tahqiq Muhammad Rasyaad Saalim, tanpa tahun, 5:229)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ“Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa”. Aisyah bertanya, “Bukankah Allah telah berfirman ‘maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah’ (QS. Al-Insyiqaq: 8)” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Itu baru al-‘aradh (penampakan amal). Namun barangsiapa yang diteliti hisabnya, maka ia akan binasa.” (HR. Bukhari, no. 103 dan Muslim, no. 2876)