MAGELANG EKSPRES- Riya bisa membatalkan ibadah. Hati-hati dengan ibadah kita! Kalau bercampur riya maka ibadahnya bisa batal.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, bahwa riya bisa membatalkan ibadah. Bila ada ibadah yang kecampuran riya maka batallah ibadah tersebut.
Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa Allah berfirman,
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُAku paling tidak butuh sekutu dalam kesyirikan. Siapa yang melakukan amalan, dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku dalam amalan tersebut, Aku tinggalkan amal itu dan sekutunya. (HR. Muslim 7666)
BACA JUGA:Sifat Tercela yang Dibenci Allah, Apa Beda Pamer, Riya', Ujub dan Sombong?
Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan bahwa yang dimaksud syirik dalam hadis ini adalah syirik dalam motivasi beribadah. Seseorang beribadah dengan motivasi bukan untuk mendapatkan balasan dari Allah, namun ingin mendapatkan balasan dari manusia. apapun bentuknya.
Bagaimana hubungan riya dengan keabsahan ibadah?
Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan, bahwa hubungan riya dengan ibadah ada 3 macam:
Pertama, motivasi dia beribadah dari awal adalah untuk mendapatkan perhatian dari manusia. Seperti orang yang beribadah dengan tujuannya dari awal agar diakui bagian dari muslim. Riya ini membatalkan ibadah.
Kedua, dari awal niatnya ikhlas, namun kemudian muncul riya di tengah ibadah.
Ada dua keadaan untuk kasus ini:
1. Ibadah yang dia lakukan bukan satu kesatuan.
Seperti membaca Al-Quran, sedekah, belajar, mengajar, dst.
Misalnya: orang membaca Al-Quran dengan ikhlas sebanyak 1 halaman. Tiba-tiba muncul riya ketika membaca halaman berikutnya. Maka 1 halaman pertama yang dia baca dengan ikhlas, statusnya sah. Sementara bacaan lanjutannya tidak sah.
Atau orang bersedekah Rp 50 ribu ikhlas. Kemudian dia bersedekah lagi Rp 100 ribu, tapi karena untuk pamer. Sedekah yang pertama sah, dan sedekah kedua tidak sah, karena kecampuran riya.