Siapa yang merasa bahagia dengan ibadah yang dia kerjakan, dan merasa sedih karena maksiat yang dia lakukan, maka itulah mukmin. (HR. Ahmad 115, Turmudzi 2318, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Bukan juga termasuk riya, ketika ada orang yang melakukan ketaatan, kemudian dia dipuji orang lain.
BACA JUGA:Sengketa Tanah, Ratusan Warga Baleagung Datangi Balai Desa
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, tentang orang yang melakukan ketaatan kemudian dia dipuji masyarakat. Kata beliau,
تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِItu adalah berita gembira yang disegerakan untuk orang mukmin. (HR. Ahmad 21988 & Muslim 6891)
Semoga Allah senantiasa memudahkan dan membimbing kita agar ibadah dan amal-amal kebaikan yang kita lakukan tidak bercampur riya. (*)